Girimulyo, Kabarno.com – Tradisi Saparan di Pedukuhan Beteng, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimukyo, Kabupaten Kulon Progo di laksanakan setiap satu tahun sekali, namun untuk Tradisi Merti Bumi atau Ngruwat Bumi dilaksanakan setiap sewindu sekali atau 8 tahun sekali dikatakan Ngadi Kadus Beteng kepada Kabarno.com di sela sela acara Merti Bumi Kamis, 24 Oktober 2019.
” Menawi tradisi saparan punika dipunadani saben tahunipun, pendak sasi sapar, ananging menawi Merti Bumi dipunadani sewindu sepisan utawi 8 tahun sepisan.”
Ngadi menambahkan Merti Bumi atau Ngruwat Bumi adalah Tradisi peninggalan nenek moyang yang sudah turun temurun, semua warga membawa hasil bumi, ternak dan lainnya yan mereka miliki, dan di kumpulkan di rumah Dukuh Beteng Desa Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo.
Semua ubarampe yang telah dikumpulkan di ruwat oleh Dalang Ki Anom Sucondro dengan maksud untuk mengucap syukur kepada Allah yang telah memberi rejeki kepada warga.
” Saya hanya sebagai perantara saja untuk meruwat sengkala, segala sesuatunya itu tetap Gusti Allah, termasuk rejeki yang di berikan.” kata Ki Anom Sucondro yang mantan Kades Jatimulyo tersebut kepada Kabarno.com.
Ruwat sengkala di tandai dengan melepas sepasang burung merpati dan menanam pohon perindang di wilayah Pedukuhan Beteng, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, sebagai hiburan warga masyarakat malam ini akan dipentaskan Kethoprak Pamong Desa Jatimulyo. ( yah )
.