Api Cinta (83): Madsani Tahu, Belum Waktunya Bicara Perjodohan Paidi

oleh -175 Dilihat
oleh

Madsani dan Madanom mencari cara bagaimana mengembalikan semangat juang Paidi. Sudah banyak usulan yang disampaikan kepada Madsani, namun Madanon tidak kunjung menyampaikan.

Masih menimbang-nimbang bagaimana dampak yang bakal diakibatkan, jangan sampai usaha untuk mencari cara menyelesaikan masalah justru mendatangkan masalah baru yang jelas tidak diinginkan bersama.

Madsani mengusulkan sederhana saja, agar anaknya Paidi lebih banyak sibuk dengan berbagai pekerjaan dan kegiatan sehingga melupakan segala persoalan yang tengah dihadapi. Paling tidak melupakan sejenak sehingga dengan melupakan sejenak lambat-laun melupakan seluruhnya.

Berikan pekerjaan lebih banyak kepada Paidi sehingga segera dapat melupakan kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan. Syukur kalau segera melupakan sama sekali permasalahan yang dihadapi, tokh masalah perempuan belum saatnya mereka membicarakan secara serius. Keduanya masih sangat muda, bahkan sangat belia untuk membicarakan secara sungguh-sungguh.

“Belum waktunya berbicara serius masalah perjodohan di antara mereka, hanya sebatas saling mengenal satu sama lain sehingga akan lebih mudah untuk melupakan di antara mereka,” Madsani memberikan alasan dengan banyak pekerjaan, banyak kegiatan dan banyak kesibukan akan segera melupakan beberapa kejadian yang menyertai keduanya.

Mereka berdua masih terlibat cinta monyet, perilakunya seperti cakar-cakaran. Kalau sedang senang mereka berdua-dua seperti tidak dapat dipisahkan. Sebaliknya kalau sedang tidak dalam suasana senang mereka akan saling bertengar. Mereka baru melepas masa kanak-kanak sehingga sifat kekanak=kanakan masih sering terbawa serta dalam kehidupan mereka.

Badan mereka saja yang bongsor, besar. Dalam pemikiran mereka masih hijau, dalam pengalaman masih sangat awam. Apalagi membicarakan masalah perjodohan sehingga belum saatnya mereka membahasnya. “Kita sebagai orangtuanya juga tidak usaha campur tangan masalah itu secara lebih mendalam, sebatas mengingatkan anakmu saja,” kata Madsani kepada istrinya.

Madanom terdiam, namun dari raut mukanya sangat tidak setuju dengan jalan pikiran suaminya. Untuk menyampaikan secara langsung Madanom masih berpikir, jangan sampai justru memperkeruh suasana yang tidak enak. Madanom menyimpan saja jawaban kepada suaminya, esok atau luka ketika suasana sudah mulai reda dan tidak dalam panas mempertahankan pendapat masing-masing.

Madanom akan membicarakan kepada suaminya kalau suasana mendukung. Sebagai emak yang mengandung anaknya, Madanom memiliki keyakinan yang berbeda dengan suaminya, meski bisa juga meleset namun selama ini pikiran dan perasaannya mendekati kebenaran.(bersambung)