Asyiknya Kanza Bermain Benthik

oleh -155 Dilihat
oleh

Namanya benthik. Permainan yang bahkan saya sudah lupa. Tapi saat anak saya mengajak liburan ke Jombokan, permainan ini kembali muncul. Kanza, anak saya yang lahir dan sekolah di Surabanya, hampir tak mengenal permainan yang konon sudah ada sejak zaman Mataram itu.

Dan, inilah benthik. Mbahkakung yang ngajarin, begitu melihat ada ranting pohon mangga di depan rumah sengkleh. Ranting itu, dipotong jadi dua, satu agak panjang satu lagi pendek saja. Lalu, bergembiralah Kanza bermain benthik.

Asyik benar, permainan benthik ini, sampai-sampai senja yang sudah datang, tak membuat anak saya beranjak. Apalagi beberapa anak sebayanya, ikut bermain. Mereka rupanya, juga tertarik dengan benthik yang tak lagi dimainkan di Jombokan.

Secara umum, permainan ini, popouler saat generasi kakak-kakak saya. Tahun 80an, benthik masih dimainkan. Juga di dusun-dusun sekitar Jogjakarta. Ada yang menyebut benthik, tapi ada yang memberi nama gatrik atau patil lele.

Tidak jelas benar, makna nama-nama itu. Barangkali saja, sekadar mengikuti bunyi yang ditimpulkan gesekan saat kayu panjang mencutat kayu kecil yang ditempatkan di sebuah lubang di tanah.

Saya terus mengamati Kanza yang asyik bermain benthik, lalu, saya tanya ke simbok soal permainan ini. “Ya jaman mbiyen, bocah-bocah mainane yo benthik kuwi. Murah, mudah, tur bisa sambil olahraga,” kata simbok yang juga memperhatikan cucunya lelarian mengejar kayu kecil yang terlempar jauh saat dicuthat.

Jika mau diurutkan, tata cara bermain benthik sangat sederhana. Semua anak-anak desa bisa melakukannya. Sebelum bermain, potong kayu apa saja, bisa kayu mangga, kayu mandingan, atau kayu lain. Potong jadi dua, satu pendek, satu lagi agak panjang. Sudah. Lalu buat, lubang kecil untuk meletakkan kayu yang ukuran pendek.

Setelah kayu pendek ada di atas cowakan tanah, cuthat dengan kayu yang agak panjang. Seperti itulah, inti permainan ini. Para pemain hanya berkutat dengan kayu panjang dan kayu pendek. Lalu siapa yang bermain duluan? Hompimpah dulu, untuk mencari pemain pertama.(meidi)