Baksos lagi, KPDJ & Kabarno Menggandeng Sedulur NKS  

oleh -339 Dilihat
oleh

Dampak wabah Corona yang belum benar-benar hilang dari Indonesia, masih memberi bayangan tak menentu. Kesulitan ekonomi, juga dialami banyak kalangan, terutama mereka yang terpaksa dirumahkan dari pekerjaannya.

Kondisi ini, yang membuat komunitas Kolon Progo di Jabodetabek (KPDJ) dan kantor berita ndeso Kabarno.com, kembali melakukan Bhakti Sosial.

“Yang terdampak masih banyak. Jadi kita terus menggalang kepedulian. Apalagi akibat kondisi ini, banyak anak-anak KPDJ yang ikut terkena gelombang PHK,” jelas Yatno Alimonsa, saat merancang Baksos lanjutan di Sate Pak No, piyayi Glagah yang sudah lama buka warung sate di Ciputat, Ahad, 31 Mei 2020.

BACA JUGA http://www.kabarno.com/ringankan-anggotanya-yang-terdampak-corona-kpdj-baksos-di-cikarang/

Selain Mbah Yatno sebagai sesepuh KPDJ, hadir pada kesempatan itu, senior KPDJ Nur Samsir, Heri Rudi dari Pimpinan Pusat KPDJ, Irwan (Founder Kabarno dan Koranpelita.com), Mbah Mulyadi, Mas Nino, Kang Muh Fahrudin, Pak Sutopo, dan Om Agung Basuki.

Setelah menggandeng sejumlah pihak, termasuk para senior KPDJ, Baksos kali ini didukung penuh oleh Sedulur NKS, komunitas yang menggemari buku berjudul Nami Kulo Sumarjono.

Bhakti Sosial kali ini, akan menyasar sembilan wilayah yang berada di bawah Koordinator Wilayah KPDJ di Jabodetabek. Ada DKI Jakarta, Bekasi, Cikarang, Karawang, Purwakarta, Tangerang, Bogor, Serang, Balaraja.

“Nanti yang mendistribusikan KPDJ pusat. Jadi penyebarannya bisa merata dengan jangkauan yang lebih luas. Karena memang anak-anak KPDJ yang terdampak Covid 19, meluas di semua wilayah Jabodetabek,” kata Mbah Yatno.

Meski menyasar di sembilan Korwil, ada sebagian donasi yang akan disalurkan ke perantau lain yang sangat terdampak. Beberapa anggota paguyuban Kulon Progo juga membutuhkan perhatian. “Alhamdulillah, KPDJ bisa ikut meringankan beban sedulur-sedulur di paguyuban,” tambahnya.

BACA JUGA http://www.kabarno.com/hasil-open-donasi-kpdj-mulai-didistribusi/

KPDJ dan Kabarno.com memang tidak akan berhenti menyalurkan donasi. Sejak penggalangan dana yang diinisiasi Kabarno.com dan Koranpelita.com dengan judul Sembako untuk Perantau, gerakan ini akan terus dilakukan.

“Setelah Sembako untuk Perantau, KPDJ melanjutkan secara swadaya. Patungan para senior, termasuk founder Kabarno,” tegas Yatno Alimonsa yang memiliki jaringan luas di tengah perantau Kulon Progo.

Sedulur NKS dipertemukan oleh kegemaran yang sama sebagai pembaca buku.

Setelah sukses melakukan penggalangan dan penyaluran donasi, kali in KPDJ dan Kabarno kembali melakukan Baksos dengan menggandeng Sedulur NKS.

Seperti diketahui, Sedulur NKS memiliki anggota yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan berbagai latar strata sosial. Mereka memiliki kepedulian sosial yang sangat tinggi, peka pada derita sesama yang digerakkan oleh rasa persaudaraan.

“Awalnya, Sedulur NKS ditalikan oleh buku berjudul Nami Kulo Sumarjono yang bercerita tentang perjalanan hidup Sumarjono. Pada perkembangannya, Sedulur NKS disatukan oleh kegemaran membaca buku, menulis, dan berdiskusi tentang banyak hal,” tutur Irwan, penulis buku Nami Kulo Sumarjono sekaligus Ketua Komunitas Sedulur NKS.

Sedulur NKS bukan organisasi. Apalagi organisasi yang muluk-muluk dengan tendensi tertentu, ini sekadar tempat berbagi cerita, bertukar ilmu, serta saling membantu. “Karena berangkatnya dari buku NKS, kita saling berbagi ilmu menulis,” tegas Irwan.

Paseduluran itu, tambahnya, sudah mulai bisa dilihat hasilnya. Minimal, sudah ada beberapa orang yang akhirnya, percaya diri mengekspresikan gagasannya lewat tulisan. “Ada beberapa Sedulur NKS yang rutin menulis di www.kabarno.com dan www.koranpelita.com. Ini menarik, tulisannya juga bagus-bagus. Dua portal berita itu memang kami sediakan untuk berekspresi,” kata Irwan.

Saat ini para Sedulur NKS juga sedang ditunggu tulisannya tentang buku NKS edisi pertama. Tulisan-tulisan itu, nanti dipilih untuk ikut mewarnai buku NKS edisi kedua yang jauh lebih menarik.

Buku NKS edisi kedua yang berisi lebih dari 100 tulisan, akan diberi judul Sewu Kutho. Judul yang dipinjam dari judul lagu milik Didi Kempot. “Kita sudah meminta izin beliau tiga bulan sebelum wafat, dan alhamdulillah Mas Didi mengizinkan judul lagunya dipakai untuk judul buku NKS jilid dua,” kata Irwan.

Jika pada NKS pertama banyak bercerita tentang latar kehidupan Sumarjono di masa lampau, pada NKS kedua, akan dijumpai banyak strategi memetik sukses.

“Yang menarik, semua ditulis langsung oleh Pak Jono jadi tulisannya bisa lebih menjiwai,” jelas Irwan tentang buku NKS kedua yang rencananya akan terbit pada September nanti.(her)