Mirah naik panggung. Meski tertatih-tatih karena kain jarik yang menelikung kakinya. Suasana menjadi meriah. Suara suit-suit berlangsung mengiringi tepuk tanggan panjang. Suasana
Api Cinta (51): Mirah Yakin Menguasai Keadaan
Menjelang akhir tahun belajar. Disepakati kelas tiga dilakukan perpisahan. Hal itu menjadi tradisi di setiap sekolah. Tidak terkecuali di sekolah tempat Paidi-Mirah
Api Cinta (50): Sengaja Mirah Menyimpan Ucapannya
Mirah yang duduk di deretan paling depan, bertugas sebagai salah satu juri. Menyambut Paidi dengan tepuk tangan panjang. Sama seperti semua yang
Api Cinta (49): Bagaimana Mungkin Perempuan menjadi Pemimpin
Pendidikan bagi kaum perempuan lebih banyak akan mendatangkan malapetaka dan bencana. Perempuan yang memiliki kemandirian akan melakukan perlawanan terhadap kaum laki-laki. Perempuan
Api Cinta (48): Gagah Gedhe Pidekso
Penampilan fisik lahiriyah dan nilai-nilai yang melekat dalam diri Gathut Kaca masih dapat disaksikan dalam kehidupan di alam nyata. Menghadirkan seluruhnya memang
Api Cinta (47): Kayak Guru Kesenian saja, Ndakik-dakik Berteori
“Beda, seni dan seniman,” tambahnya menirukan guru kesenian yang mengajar di kelas. Tidak boleh digebyah-uyah. Seni itu luhur dan indah. Semua mata
Api Cinta (46): Mumet Aku, Wagah Aku, Kata Mirah
Hari-hari berjalan seperti sedia kala. Paidi-Mirah bersama-sama, berangkat dan pulang sekolah. Ketika di rumah masing-masing membantu orang tua mereka. Hanya sesekali keduanya
Api Cinta (45): Mirah yang di Pinggir Lapangan Terpaku
Paidi-Mirah dalam beberapa hari ini tidak bertemu. Mereka berangkat ke sekolah sendiri-sendiri. Entah mengapa, Paidi tidak bertanya. Mirah juga tidak mempersoalkan. Mereka
Api Cinta (44): Yang Dilakukan hanya Membayangkan Mirah
Paidi memang belum saatnya memikirkan hal-hal semacam itu. Namun keadaan yang memaksa pikirannya menerawang jauh di masa depan. Pikirannya meloncat-loncat, membayangkan dirinya.
Api Cinta (43): Kecantikan Mirah Menarik Perhatian Semua Orang
Paidi dalam hati mengagumi Mirah. Tampak wajahnya yang lemah, sekaligus menampakkan kelembutan. Rambutnya yang tergerai sesekali menerpa wajah Mirah. Jidatnya yang sedikit
- Sebelumnya
- 1
- …
- 47
- 48
- 49
- …
- 53
- Berikutnya