Inilah Kiai Amiluhur & Kiai Bantar Angin, Dua Pusaka Kulon Progo

oleh -299 Dilihat
oleh

Sebagai Kabupaten penyangga Kasultanan Ngayogyokarto, Kulon Pogoro diberi dua pusaka. Satu pusaka paringan ndalem keraton Ngayogyakarta, satu lagi dari Pura Pakualaman. Namanya,  Kanjeng Kiai Amiluhur dan Kanjeng Kiai Bantar Angin.

Dua-duanya bukan pusaka sembarangan. Sebab, Kiai Amiluhur adalah pusaka Keraton Jogjakarta. Selama ini dikenal sebagai milik Sri Sultan Hamengkubuwana VIII. Lalu, pada tahun 2000, pusaka itu diserahkan sebagai pusaka Kabupaten Kulon Progo.

Kajeng Kiai Amiluhur dari Kraton Jogjakarta tidak sendirian. Sebab, ditemani Kanjeng Kiai Bantar Angin yang merupakan pusaka Pura Paku Alaman. Kiai Bantar Angin selama ini menjadi pusaka milik Sri Paku Alam VIII.

Tumbak Kiai Amiluhur, dalam catatan para pecinta benda-benda pusaka, termasuk piantel sepuh. Berbentuk tumbak dengan dapur baru cekel. Spesifikasi pusaka ini antara lain pamor kulit semangka, sedangkan gagangnya dari kayu waru gunung. Rangkanya juga dari kayu. Kayu sonokeling.

Setiap kali memperingati hari jadi, dua pusaka kabupaten itu, selalu menjadi perhatian utama. Sri Sultan Hamengkubuwana X, juga senantiasa menyebutnya sebagai pusaka yang memberi banyak makna.

Dalam HUT ke-66 Kulon Progo tahun lalu, Ngarso Dalem HB X tidak rawuh. Namun memberi Sabdatama Mangayubagya Tanggap Warsa Kaping 66 Kapuaten Kulon Progo. Dan, kembali, Gubernur DIY itu, menyebut tentang Kanjeng Kiai Amiluhur.

Sabdatama yang dibacakan oleh Sri Paduka Paku Alam X itu, Ngarso Dalem mengamanatkan tentang manunggaling kawulo-gusti untuk mewujudkan ramalan Glagah mercusuar dunia.  “Jika hal ini bisa terlaksana, pertanda pusaka agung Kabupaten, yakni Tumbak Kanjeng Kyai Amiluhur dan Kyai Bantar Angin bisa mewujudkan  Manunggaling Dwi-Praja Kejawen. Sehingga bisa mewujudkan perilaku paworing kawula-gusti di seluruh sendi wilayah,” sabda Hamengkubuwana X.

Kanjeng Sultan juga menyampaikan tentang   Babad Adikarto yang mengandung banyak ramalan masa depan. Ramalan pertama, besok di wilayah Temon ada orang berjualan cincau (camcau) di udara. Ramalan kedua, wilayah Temon bakal menjadi sarang pesawat terbang. Ketiga, wilayah dari utara Gunung Lanang dan selatan Gunung Jeruk bakal menjadi kota. Keempat, Glagah bakal menjadi mercusuarnya dunia.

Pembangunan Kabupaten Kulon Progo, termasuk dibangunnya Bandara Temon, adalah bagian dari  Babad Alas yang tidak lain nunggak semi para leluhur. Napak tilas kisah Ki Ageng Pemahanan, Ki Ageng Juru Martani, Ki Ageng Giring, Ki Ageng Penjawi  pada saat Babad Alas Mentaok untuk membangun Mataram. (st)