Karang Taruna & PKK Kokap Siap Wujudkan Percontohan Tradisi Rempah Merah

oleh -237 Dilihat
oleh
Burhanuddin, Ketua Pengurus Karang Taruna Kecamatan saat menyampaikan komitmennya.

“Kami selaku pimpinan Karang Taruna Kecamatan Kokap sangat mendukung terhadap rencana Bakor PKP yang akan merekiomendasikan Kecamatan Kokap sebagai percontohan nasional (lokasi binaan intensif) Tradisi Rempah Merah kepada pemerintah dan TP PKK Pusat,”  ungkap Burhanuddin, Ketua Karang Taruna Kecamatan Kokap, di Dapur Semar Resto, Wates, Kamis, 23 Mei 2019.

Pertemuan dalam rangka FGD Percontohan Tradisi Rempah Merah yang diselenggarakan oleh Bakor PKP Jakarta menjelang buka bersama tersebut, merupakan tindak lanjut dari Dialog Penggalian Komitmen Masyarakat Kokap sebagai lokasi Percontohan Tradisi Rempah Merah, di Pendapa Kecamatan Kokap pada Kamis, 16 Mei 2019.

Hadir dalam pertemuan tersebut pejabat dari dinas terkait : Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Kebudayaan, dan Dinas Pariwisata. Dari Dinas Pendidikan pamit tidak bisa hadir karena bersamaan dengan acara internal. Demikian pula Kepala BPJS Ketenagakerjaan dan Kepala SMP 2 Kokap juga pamit. Mereka akan nderek nyengkuyung dengan hasil pertemuan.

Camat Kokap saat menyampaikan sambutan

Dari Pemerintah Kecamatan hadir Drs. Warsidi, M.Si, Camat Kokap beserta Ibu Camat sekaligus sebagai Ketua TP PKK Kecamatan Kokap, Rudiatin, S.Ps, M.Pd, Kasi Kesra Kecamatan Kokap sekaligus sebagai Ketua Pokja TP PKK Kecamatan Kokap, Pengurus Karang Taruna Kecamatan Kokap lengkap (20 orang),  Kepala SMP 1 Kokap, perwakilan dari SMA 1 Kokap dan SMK Kokap. Hadir pula pada pertemuan ini Lia Andarini Gracia, Ketua Yayasan Bule Mengajar yang didampingi oleh Wakil Ketua.

Pertemuan yang berlangsung santai dan hangat tersebut, berjalan cukup efektif dan menghasilkan beberapa kesepakatan. Setelah mendengarkan paparan secara detail dari Agus Triantara, selaku penggagas sekaligus sebagai Sekretaris Umum Bakor PKP tentang konsep Tradisi Rempah Merah, maka disepakati : pertama, semua elemen baik pemerintah kabupaten, pemerintah kecamatan maupun masyarakat, secara bulat telah bertekad untuk mewujudkan Kecamatan Kokap sebagai lokasi percontohan Tradisi Rempah Merah.

“Tradisi Rempah Merah adalah agen perubahan sosial. Alat bagi masyarakat untuk melakukan perubahan. Kita ingin membalik paradigma masyarakat. Di mana selama ini untuk menjadi pintar, terampil dan profesional, masyarakat desa harus berbondong-bondong ke kota. Demikian pula untuk men jual produk, masyarakt desa harus berjuang menemukan pasar di kota. Nah sekarang kita ingin buktikan, bahwa dengan tradisi ini, kita bisa memboyong peradaban kota masuk ke desa. Contohnya sederhana, di kota-kota sering diselenggarakan pasar tiban di ruas-ruas jalan. Dengan tradisi ini, akan kita hadirkan perusahaan-perusahaan, PT, LSM, NGO, lembaga pemerintah yang ingin produk dan jasanya dikenal masyarakat. Demikian pula pihak-pihak yang ingin belajar tentang pemberdayaan, Gerakan PKK, Kegiatan Karang Taruna, pengembangan BUM Desa, Koperasi, dsb. Karena dengan tradisi ini,  semua desa di Kokap kita arahkan menjadi desa yang luar biasa. Suatu saat harus ada di antara desa Hargomulyo, Hargorejo, Hargowilis, Hargotirto dan Kalirejo, dinobatkan sebagai Juara Lomba Desa tingkat Nasional, ”  ungkap Agus menjelaskan.

“Jadi dalam Tradisi Rempah Merah itu nanti yang akan kita pasarkan sebagai komoditas ekonomi bukan hanya produk minumannya, tetapi yang paling unik dan menarik adalah tradisinya itu sendiri,”  imbuh Agus.

“Rempah Merah harus kita branding menjadi patennya Kulon Progo. Ini yang sangat menarik untuk kita perjuangkan. Disamping tidak merebut ikon Bantul dengan wedang uwuhnya, nama Rempah Merah lebih luas variannya dan memiliki perspektif nasional,”  ungkap Drs. Yudono Hindri Atmoko, Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata, Kulon Progo.

Kedua, Karang Taruna dan TP PKK didukung oleh Pemerintah Kecamatan, sekolah-sekolah di seluruh Kokap dan Bule Mengajar, akan segera membentuk tim kerja atau Panitia Pelaksana Percontohan Tradisi Rempah Merah. Dalam waktu dekat, sebelum lebaran, akan berkumpul tim kecil untuk merumuskan langkah-langkah strategis.

Ketiga, Pemerintah Kecamatan akan segera menerbitkan Surat Edaran kepada masyarakat Kecamatan Kokap untuk mendukung Program Percontohan Tradisi Minum Rempah Merah. Oleh karenanya perlu adanya MoU antara Bakor PKP dengan Pemerintah Kecamatan Kokap.

Keempat, Percontohan Tradisi Rempah Merah di tingkat Kecamatan, akan diselenggarakan pada akhir Juni 2019 atau awal Juli 2019. Semua elemen telah siap berkontribusi sesuai dengan peran dan tupoksi. Kepala SMP 2 Kokap telah menyiapkan siswa siswinya untuk menampilkan teater dalam bahasa Inggris. SMA Kokap siap menyumbangkan pertunjukan kesenian yang akan ditampilkan oleh para siswanya. Tim Teatrikal Rempah Merah Desa Hargorejo, bisa ditampilkan lagi hanya perlu polesan sedikit.

“Kami berharap, ada kolaborasi yang istimewa dalam menyajikan pertunjukan nanti, sehingga kita bisa membuat kejutan. Gebrakan ini sangat perlu dan penting karena kita ingin membangun citra Tradisi Rempah Merah sebagai sebuah tradisi yang berkelas. Di Kokap banyak seniman yang handal dan profesional,”  ungkap Rudiatin.

Kelima, untuk sumber pendanaan, Pak Untung Waluyo, Kepala Dinas Kebudayaan telah memberi sinyal adanya sumber dana untuk mendukung penyelenggaraan Percontohan Tradisi Rempah Merah, terutama untuk biaya akomodasi, kostum, lighting, tenda dan meja kursi. Panitia segera menyiapkan proposalnya. Kekurangannya berapa akan diupayakan dari sumber lain, termauk swadaya dari masyarakat. Bakor PKP siap membantu mencarikan sponsor atau donatur di Jakarta.

Menyadari bahwa ternyata masih banyak masyarakat yang belum pernah merasakan sensasi nikmatnya wedang uwuh sebagai salah satu produk rempah merah, maka panitia pun telah menyiapkan wedang uwuh sebagai salah satu menu buka puasa (Agt)