Keris Kiai Sengkelet, Pusaka Sakti Warisan Brawijaya Terakhir

oleh -548 Dilihat
oleh

Kiai Sengkelat, keris lengendari pusaka Keraton Mataram warisan Mojopait.  Inilah keris luk tiga belas buah karya Mpu Supo Mandagri. Ketis ini menjadi kebanggaan zaman Prabu Brawijaya V raja Majapahit terakhir.  Jadi diperkirakan keris ini sudah ada antara tahun 1466–1478.

Sebagai santri Sunan Ampel, Mpu Supa mendapat bahan keris dari sebuah besi runcing untuk menggiring onta. Konon, besi itu didapat Sunan Ampel ketika sedang bermunajat. Bukan besi sembarangan tentu saja, karena Sunan Ampel juga tokoh sakti Walisongo.

Kanjeng sunan memberikan besi itu pada Mpu Supa untuk dibuat menjadi sebilah pedang. Tapi melihat kualitas besunya, Mpu Supo justru tertarik untuk dijadikan keria pusaka. Maka jadikah keris luk tiga belas dan diberi nama keris Sengkelat.

Melihat keris itu Sunan Ampel, merasa kaget. Sebuah keris yang hebat tapi ia enggan memilikinya. Ia malah memberikan keris itu pada Prabu Brawijaya V.

Tentulah Prabu Brawijaya V bahagia mendapat keris dari Sunan Ampel. Apalagi keris tersebut, memang membuat kagum.  Seketika itu, Brawijaya memberi gelar pada keris itu, Kangjeng Kyai Ageng Puworo. Keris yang dijadikan pusaka andalan keraton. Saking eloknya keris ini dicuri adipati Blambangan. Kisah yang mengantarkan Empu Supo mengembara hingga Blambangan untuk mencari keris sakti ini.

Proses pencarian keria Kiai Sengkelet hingga ke Mblambangan juga membuat, Ki Supo bertemu istri yang kemudian menurunkan empu-empu yang juga sakti. Salah satunya Joko Suro, yang kemudian mencarinya dan mengabdi di Majapahit.(kib)