Mengenal Dalang Kebumen-14: Ki Sigit Setyawan, Dalang Sabet

oleh -985 Dilihat
oleh

Ibarat pepatah ” patah tumbuh hilang berganti” adalah penggambaran yang sangat tepat untuk tumbuh kembang nya dalang dalang di Kabupaten Kebumen.

Beberapa dalang senior telah terlebih dahulu berpulang ke Pangkuan Yang Maha Mulia, sebut saja Alm Ki. Sindu Jotaryono, Ki Siswo Taryono, Ki Saring, Ki Sono, Ki Parijo, Ki Jaenal, Ki Tito Sriono, dan yang lain, yang kesemuanya adalah dalang kondang di eranya dan pernah sangat berjasa di dunia seni pedalangan khususnya di Kebumen.

Namun hal yang sangat membanggakan adalah adanya kaderisasi dalang dalang muda sebagai penerus dalang yang telah tiada, sehingga tidaklah mengkhawatirkan kelangsungan seni pedalangan Kebumen, karena terus tersedia dalang dalang bermunculan dan tersebar di daerah yang ada di bagian selatan Jawa Tengah ini.

Sebut saja Ki Sigit Setyawan, usianya masih sangat muda namun kemampuannya mendalang sangat luar biasa. Ibarat bibit, Ki Sigit adalah bibit dalang unggulan yang pada saatnya nanti akan muncul dan menjadi dalang besar yang sebenarnya

Ki Sigit Setyawan adalah putra dari Dalang Kondang Alm Ki Tito Sriono ( Petsngkuran, Ambal ) yang pad masa nya adalah dalang wayang kulit dan juga wayang menak gagrag kebumenan.

Walau tidak terlalu lama Ki Sigit merasakan kasih sayang sang Ayah, karena memang pada saat Ayahandanya meninggal, usianya masih sangat muda. Namun darah seni sang ayah begitu kental dan derasnya mengalir pada tubuhnya, sehingga menumbuhkan tekad yang sangat kuat untuk meneruskan perjuangan dan pengabdian sang Ayah pada dunia seni budaya khususnya seni pedalangan.

Ki Sigit remaja tahu, saudaranya yang menggeluti seni pedalangan sangat banyak, Termasuk Ki Basuki Hendro Prayitno, sehingga tidak kesulitan baginya untuk menimba ilmu. Untuk lebih fokus belajar dalang Ki Sigit Setyawan masuk ke Sanggar Resmi Laras, salah satu Sanggar Kerawitan dan Pedalangan yang ada di Kecamatan Ambal pimpinan Ki Dalang Sugito. Di sanggar ini Ki Sigit mulai mampu menunjukan keunggulannya dibandingkan siswa siswa sanggar yang lainnya.

Seperti umumnya anak muda yang masih dalam proses pencarian jatidiri, Ki Sigit juga pernah merantau ke Ibu Kota dan kota lain di Jawa Barat, hingga bertambah luas dan matang pengalaman hidup Ki Sigit. Dalam perantauan inilah Ki Sigit menemukan tambatan hatinya dan menikah dengan gadis asli Cikarang,Jawa Barat

Namun karena panggilan jiwanya menyatakan harus meneruskan perjuangan sang Ayah, maka diputuskannya kembali ke daerah,dan sekarang bersama keluarga kecilnya tinggal di Desa Kliwonan, Kecamatan Ambal, Kebumen.

Beberapa kali pementasan wayang kulit dengan mengambil jalur gagrag Surakartan telah berhasil dilakukan dengan apik dan nyaris sempurna.

Penguasaan tehnik tehnik pedalangan dari Gunem, sanggit, sulukan, dodogan dan terlebih dalam tehnik sabet sangat dikuasainya.
Ki Sigit benar benar ingin tampil total di hadapan penonton, hingga memiliki kesan yang mamou menjadikan bangga almarhum Ayahnya ( andai masih berumur panjang ).

Bila Ki Mantep Sudarsono memiliki julukan Dalang Setan karena tehnik sabetnya yang sangat cepat, maka Ki Sigit Setyawan boleh saja memakai julukan dalang Belis karena kelincahannya dalam memainkan wayang.

Dengan tidak bermaksud mengekor ketenaran yang sudah diraih oleh Ki Dalang Sigit ( Rembang ), maka Ki Sigit Setyawan juga layak pada saatnya nanti menempatkan dirinya diposisi yang sama.

Ki Sigit Setyawan benar benar menjadi harapan bagi dunia seni pedalangan, menjadi penerus sekaligus menunjukan pada masyarakat luas bila dari Kebumen juga sanggup muncul dalang besar pada saatnya nanti.

Kebumen, 16 Mey 2020
Ki Setyo Brajabumi
Pemerhati Budaya Nusantara, Hp. ,081310352619