Dapur dan pamor banyak mengambil unsur alam. Para empu juga tidak sedikit yang terinsiprasi gerak alam. Nama-nama pamor yang populer seperti Ron Pakis.
Ada pula Ron Gendhuru Sinebit yang menjadi simbol kekuasaan. Inilah pamor yang masuk katergoro pamor miring yang langka. Secara kasat mata, Ron Gendhuru Sinebit agak mirip-mirip dengan Blarak Sineret. Yang menjadi pembeda paling menonjol ialah jarak pada Ron Gendhuru tampak lebih lebar.
Sebagai masyarakat agraris, nenek moyang bangsa Nusantara memang dekat dengan alam. Kehidupan sebagai petani banyak memberi inspirasi bagi para empu untuk membuat pusaka ampuh. Tetumbuhan yang akrab dengan masyarakat, banyak dipakai sebagai nama pamor.
Selain Ron Pakis atau Ron Gendhuru, ada lagi nama yang dipetik dari kehidupan sehari-hari. Misalnya saja Ron Teki, Ron Bagukng, Tebu Sauyun, atau Pudhak Sategal. Keris dengan pamor itu, termasuk yang populer dan dicari pecinta tosan aji.
“Ikatan emosional antara penduduk dengan alam, terutama dunia among tani, sangat kuat. Sehingga banyak lahir berbagai pusaka yang terilham dari budaya agraris. Dunia tumbuh-tumbuhan yang akrab dengan masyarakat, banyak sekali yang menjadi nama pamor keris,” jelas Ki Himawan Resi, seorang penggiat keris.
Tidak hanya terbatas pada tetumbuhan, inspirasi yang datang dari alam, terus terjadi. Nama-nama hewan peliraaan kaum tani juga banyak yang dijadikan nama dhapur. Yang cukup populer adalah jalak sangu tumpeng. Atau kebo lajer, banyak angrem, tombak cacing kanil.
“Tombak Pusaka Banyak Angrem, mempunyai nilai seni dan mistis yang tinggi. Dinamakan Banyak Angrem karena menyerupai angsa yang sedang mengerami telurnya,” tambah Ki Himawan.
Tombak ini, bentuknya yang berbeda dengan mata tombak pada umumnya. Sebagai pusaka, Tombak Banyak Angrem termasuk pusaka tindih yang mampu mengayomi pusaka-pusaka lainnya.(kib)