Menyudahi Perdebatan Soal Gagrak Keris

oleh -746 Dilihat
oleh

Ini ilmu oleh-oleh dari Seminar Estetika Keris di Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta, 24 Januari 2019 lalu, yang saya tangkap. Mohon koreksinya bila ada kesalahan memahami. Tapi  cukup menarik untuk bahan diskusi.

Fungsi Keris sebagai simbol dalan tataran kehidupan  dan peradaban manusia sungguh tidak perlu diragukan. Banyak makna yang tersirat, serta filosofi yang tersimpan di dalam benda pusaka bernama keris.  Dengan tidak bermaksud merancukan sebuah pakem keris, terlebih nilai-nilai luhur yang tersimpan dalam keris, ada temuan menarik yang pantas kita sikapi dengan bijak serta mendudukan keris dalam perspektif kekinian.

Temuan baru itu disampaikan oleh Empu Basuki Teguh Yuwono ketika berkunjung ke Belanda. Beliau mendapat informasi bahwa konon, Sri Sultan Hamengku Buwono pernah memberikan kenang-kenangan kepada Ratu Belanda sebilah keris. Yang menarik adalah keris itu memiliki warangka gagrag Surakarta tapi deder gagrag  Jogjakarta.

Selama ini, “beda” gagrag menjadi perdebatan yang tak berkesudahan, nyaris sepanajng jaman di kalangan pemerhati dan penggiat keris di Nusantara. Namun ternyata ada sisi lain yang luput dari perhatian, bahwa bila dikaji secara mendalam ternyata ada maksud sangat mendalam di sana.

Buktinya paling nyata adalah temuan Empu Basuki itu tadi. Sehingga, betapa kita yang senang memperdebatkan perbedaan gagrak, seperti ‘disadarkan’ oleh Ngarso Dalem, bahkan sejak berpuluh tahun silam. Bukankah memberi hadiah sebilah keris dengan warangka Surakarta tapi deder Jogjakarata adalah statmen tanpa kata bahwa ada perpaduan kedamaian di bumi Mataram?

Sering kali kita juga menemukan sebilah keris warisan dengan deder dan warangka yang berbeda, misalnya saja warangka Surakarta, deder Bali. Kondisi ini, bisa sangat jadi karena moyang kita dulu berasal dari dua wilayah yang berbeda: Ibu Surakarta, Ayah dari Bali.

Pada akhirnya, semua akan terasa indah dan damai jika ada niat memahami perbedaan secara mendalam. Juga, apabila kita mau sedikit mengesampingkan rasa ego serta menyadari keanekaragaman khasanah budaya Nusantara.

Variasi warangka dan keris akan menjadi polemik atau tidak, silahkan jadi bahan perenungan kita selaku insan perkerisan Nusantara.

 

Rahayu…

Salam Budaya