Njajah Deso Tekan Guo Kiskendo

oleh -192 Dilihat
oleh

Lagi, pagi-pagi dikirimi foto lampau yang beraroma nostalgia. Kali ini foto saat menjadi pecinta alam. Foto diambil di sebuah jalan lenggang setelah Pengasih. Perjalanan pagi itu, di era 86an, adalah perjalanan penting kelompok Bassiss 17. Inilah kelompok pecinta alam anak-anak muda Jombokan yang sangat legendaris.

Dalam foto itu, yang terekam adalah PRD, Mbahro, Kang J, dan Jetong. Tentulah semua masih muda tumaruna. Jejaka tingting. Maka gayanya juga meniru gaya anak-anak muda kota yang wira-wiri di tivi.

Pagi itu, Minggu yang cerah. Anggota Bassiss 17 ngayahi jejibahan njajah deso milang kori. Yang dituju adalah Guo Kiskendo, kawasan purba yang melegenda. Kerajaan tua tempat Sugriwo-Subali tumbuh besar, untuk kemudian bertikai berebut cinta Dewi Tara.

Rute yang ditempuh tidak mudah. Dari Jombokan selepas subuh, bekal yang dibawa adalah ketupat yang sejak sore sudah dimangsak simbok. Yang selalu terjadi, semua urunan: ada yang bawa ketupat, bawa tempe-tahu, atau iwak pithik jika ada yang habis genduren.

Biasanya, kalau bukan simbok-simbok yang menyiapkan logistik, anak-anak Bassiss 17 yang berinisiatif membuat sendiri. Setiap orang membawa bahan mentah, kemudian dibawa ke rumah Mbah Kromo, simbahnya Densus yang selalu terbuka menyediakan rumah gandok depan sebagai markas. Di sanalah semua tim berbagi tugas, memasak, menyiapkana perbekalan.

Sudah. Semua sudah siap. Di omah kidul milik Mbah Kromo, semua tidur mengumpulkan tenaga untuk subuh-subuh memulai perjalanan. Riang di terang hari adalah keberkahan yang sangat besar bagi tim ekspedisi Kiskendo.

Dan, foto kenangan itu, adalah foto ketika hari sudah meninggalkan pagi. Di sepotong jalan, setelah menerabas Pengasih. Perjalanan masih sangat panjang, karena saat itu, baru menjelang sore, tim sampai di Guo Kiskendo. Tapi bukan itu yang sangat teringat. Bukan Kiskendo yang saat ini menjadi destinasi semua orang yang melancong ke Jogja. Bukan tentang guo tempat Sugriwo-Subali berebut cinta, yang penting buat kami semua. Tapi foto dan segala kegembiraan masa lampau yang abadi dalam ingatan kami.

Soal Kiskendo, jauh sebelum menjadi destinasi wisata unggulan, tim Bassiss 17 sudah biasa njajah deso tekan Guo Kiskendo. Jalan yang sulit, karena harus motong jalur, sudah kami lewati. “Mbesok 30 tahun engkas, daerah kene iki bakalane rame,” kata Kiai Jenar yang dikala muda lebih sering dipanggil Pak Letnan, pentolan Bassiss 17 yang sangat visioner.

Benar saja. Omongan Pak Letnen yang sekarang misyuwur sebagai Kiai Jenar, telah terjadi. Kini, Guo Kiskendo tempat kami dolan, njajah deso milang kori, sudah berubah ramai. Dadi rejo menangi rejaning zaman.(kib)