Pagi ini, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo, menerima Pengurus Badan Koordinasi Paguyuban Kulon Progo (Bakor PKP). Lengkap bersama SKPD, pak Bupati menerima paparan konsep Gerakan Sesaba Kulon Progo yang menjadi gagasan Bakor PKP.
Pada pertemuan penting itu, dokter Hasto didampingi hampir semua Kepala Dinas, sedangkan Bakor PKP diwakili oleh Ketua I, Haji Amir Haryono, Sekretaris Umum, Agus Triantara, serta Sekretaris, Agus Saharjo. “Momentum yang baik untuk diskusi, biasanya ketemu dalam acara. Pertemuan yang langka,” ungkap dokter Hasto memulai tanggapannya atas paparan Sesaba Kulon Progo.
Pak Hasto berharap segenap OPD menyikapi ini dengan baik. Karena Bakor PKP adalah organisasi yang besar mewakili masyarakat Kulon Progo.
“Kita diskusikan mencari masukan-masukan kebijakan yang bisa disinergikan antara Bakor PKP dengan Pemkab Kulon Progo. Ini rapat pimpinan antara pimpinan Bakor dan pimpinan pemkab, jadi Isi nya kebijakan,” jelas Bupati Hasto.
Setelah Pak Bupati tanggapan datang dari sejumlah Kepala Dinas. “Dari UU tradisi minum rempah merah kajian akademisnya nanti kita pikirkan. Kenapa orang Kulon Progo minum rempah merah? Kita sudah siap jawabannya, ini ini ini. Supaya latar belakang budayanya jelas,” kata Pak Untung, Kepala Dinas Kebudayaan.
Ini, tambahnya, bisa menjadi strategi bagi petani di utara yang banyak menanam rempah-rempah agar tidak jual bahan mentah. “Jadi kami mendukung gerakan ini,” tegasnya.
Tanggapan menarik juga disampaikan Pak Darmanto yang menyoroti suasana masa lalu. “Ini bisa kita jadikan sebagai alat untuk merevitalisasi masa lalu, membangun nuansa kejayaan rempah rempah,” ungkapnya.
Menurutnya, yang juga penting adalah melihat proses hulu dan hilir. Apakah potential? Kalaupun potensi ada hilirnya ada tidak atau bisa dibangun tidak. “Kalau Hulu hilir bisa dibangun akan jadi geblek renteng Jilid dua versi minuman,” ungkapnya.(kib)