Komplek pemakaman tua ini, memang menjadi persemayaman para leluhur Ranggawarsita. Apalagi, nenek moyang peramal zaman edan ini, memang berasal dari Palar.Tapi sejak 1952, saat Bung Karno membuat cungkup, ada 11 kijing leluhur dekat Ranggaarsita yang disatukan di dalam cukung besar.
Di dekat pusaranya, beristirahat tenang Raden Ayu Gombak dan Raden Kumaradewa, dua istri tercinta. Kijing utama, terbuat dari batu marmer putih setinggi sekitar 1 meter ditutupi kelambu putih.
Nah, tidak jauh dari pusara dua istri sang pujangga, masih di komplek pekuburan, terdapat sumur kuno, yang tak kalah keramat. Para peziarah percaya, sumur ini memiliki kekuatan gaib yang tidak sembarangan. Masyarakat local juga meyakini, di sumur itu, dipayungi ruh Nyai Gadung Mlati, yang diyakini sebagai cikal bakal, berdirinya desa Palar.
Maka, lengkap sudah, perjalanan spiritual para peziarah, jika sudah mengunjungi sumur Nyai Gadung Mlati. Biasanya, mereka yang memiliki cita-cita, setelah berdoa di makam Ranggawarsita, membawa pulang air dari sumut tua tersebut.(bersambung)
