Sore-sore, Sowan Marsekal TNI Imam Sufaat yang Piyayi Triharjo

oleh -686 Dilihat
oleh

Meniko piyayi Kulon Progo. Kelahiran Triharjo, Imam Sufaat adalah tokoh militer yang mencapai puncak karir. Sebagai tentara,  Pak Imam memiliki sinar kebintangan yang gemilang. Sebuah prestasi yang bahkan sudah terlihat sejak masuk Akademi Angkatan Udara tahun 1974.

Lahir di Triharjo, Wates, Kulon Progo, 21 Januari 1955, Pak Imam adalah Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau). Menggantikan Marsekal TNI Subandio, anak kedelapan dari 10 bersaudara itu, merupakan Kasau ke-18 dalam sejarah TNI Angkatan Udara.

Menjadi Kasau sejak November 2009 hingga November 2012, Imam Sufaat adalah taruna yang berprestasi. Ia termasuk sedikit yang lolos menjadi penerbang pesawat tempur, cita-cita yang sudah sejak masih di SMA diimpikan.

“Dulu waktu masih di Wates, cita-cita saya memang menjadi penerbang. Rasanya gimana gitu, mendengar suara jet yang menderu, tapi pesawatnya sudah tidak kelihatan,” kata Pak Imam mengenang masa kecilnya, saat ditemui di kediamannya, kemarin petang, 23 Agustus 2020.

Merampungkan sekolah dasar di SDN 4 Wates, Imam Sufaat masuk SMPN 2 Wates atau sekarang menjadi SMPN 1 Pengasih. Setelah itu, pindah ke Jogja, masuk SMAN 4. Di sinilah, cita-cita kecilnya menjadi penerbang, justru semakin kuat, sehingga Imam muda menempa diri, tidak hanya fisik tapi juga nilai akademik. Targetnya hanya satu: masuk masuk akademi kemiliteran.

Dan, benar. Tahun 1974, Imam Sufaat resmi menjadi taruna Akademi Angkatan Udara (AAU). “Perjuangannya cukup panjang, sejak saya kelas satu SMA. Saya mendaftar dengan perjuangan sendiri. Saat itu, masuk pangkalan udara saja belum pernah. Saya diantar naik motor oleh kakak sepupu, Mas Sudaryanto yang rambutnya gondrong, jadi langsung disuruh potong,” tutur ayah dua anak yang tetap gapyak khas piyayi Wates meski mantan Kasau.

Merampungkan pendidikan di Akademi Angkata Udara tahun 1977, Imam Sufaat memulai karir militernya dengan baik. Ia  adalah penerbang pesawat tempur F5 Tiger. Pangkalan di Lanud Iswahjudi Madiun, Jawa Timur.

Lulus Sekolah Penerbang angkatan ke-24 tahun 1979, kemudian melewati wing day sebagai penerbang, Imam Sufaat bertugas di Wing Operasi 002 Kopatdara.

Banyak pengalaman terbang yang telah dijalani Pak Imam hingga mencapai total 4.900 jam terbang. Penyuka tokoh Gatutkaca ini, pernah menjajal banyak jenis pesawat: OV 10 Broco, T33 T Bird, F5 Tiger, Hawk MK 53, Hawk 100 dan Hawk 200, MB 33 Marchetti,  T41 D.

Sejak lulus sekolah penerbang tahun 1979, karir militer Imam Sufaat terus meningkat, hingga mencapai bintang empat dan memuncak menjadi Kepala Staf Angkatan Udara.

Dan, kini, meski sudah purna tugas, kepedulian Imam Sufaat pada negara masih tinggi. Juga perhatiannya pada Kulon Progo yang menjadi tanah kelahirannya.

“Kita harus bersama-sama membangun Kulon Progo. Masyarakat harus terus berdaya, karena kemajuan Kulon Progo akan terus meningkat. Banyak potensi yang bisa dikembangkan, apalagi setelah sekarang ada Bandara di Temon itu,” demikian tegas Marsekal TNI Imam Sufaat.

Kisah perjalanan hidup Imam Sufaat, dapat dibaca secara lengkap dalam buku kumpulan biografi tokoh-tokoh Kulon Progo yang akan segera terbit.(irwan/fadli)