Puluhan anak-anak itu, adalah anak-anak Indonesia yang mengikuti orangtuanya bekerja di Qatar. Mereka kembali ke Indonesia, setelah berpuluh tahun tak menginjah tanah kelahiran orangtuanya. Dan, suasana haru pun pecah.
Menurut Juwarto, pengelola wisata Gubug Selang Gunungkelir 25/06 Jatimulyo, Girimulyo, anak-anak itu, memang asli indonesia. Hanya saja lahir dan besar di Qatar, ikut orangtuanya. Ada 45 peserta terdiri 27 perempuan dan 18 laki laki. Mereka ingin mengenal budaya nenek moyang, selain menggelar kepedulian sosial.
Sejumlah tempat wisata juga dikunjungi. Antara lain mengunjungi Sungai Mudal, Gua Kiskendo, Pule Payung, dan tempat wisata lainnya. Rona bahagia terlihat dari wajah-wajah mereka yang seperti mendapatkan pengalaman baru.
Anak-anak Indonesia ini juga diajak belajar memainkan gamelan, dan membatik. Juga, menanam pohon langka antara lain pohon tesek, nogosari, timoho, arukaria, mentaok, dewondaru sawo balka, gayam. Jumlahnya, kurang lebih 20 jenis bibit, yang semuanya ditanam di Wisata Gubug Selang Gunungkelir, Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo.
Sementara itu, Siti Adila Hayati, anak Indonesia lahir di Doha 16 tahun lalu, mengaku sangat senang dengan acara ini. “Kami ada 45 anak, semua tinggal di Qatar. Kami sangat ingin mengetahui budaya nenek moyang, ya tentang kesenian, cara kehidupan sehari hari, ingin mengenal alam,” katanya.
Adila mengaku senang bertemu dengan saudara-saudara yang menetap di Indonesia. Sayang, menurutnya waktu sangat sebentar. Sebab, 45 anak anak Indonesia di Qatar ini, hanya diberi waktu dari tanggal 11 sampai 21 Juli 2018.
Sesungguhnya, mereka ingin mengetahui secara lebih dalam, tempat-tempat wisata di Indonesia. Terutama yang ada di Kulon Progo yang memiliki banyak tempat wisata, baik air maupun pegunungan, dan wisata budaya. Tapi mereka sudah sangat bahagia dan terharu, meski sebentar, bisa melihat suasana Kulon Progo yang selama ini hanya bisa dilihat di sosmed.(yad)