SEMARANG,KABARNO.COM – Menjelang putaran terakhir kampanye Pilkada Jawa Tengah 2024 yang semakin memanas, calon gubernur Ahmad Luthfi nomor urut dua memilih bersikap tenang dan tidak mengambil pusing dengan serangan buzzer di media sosial.
Luthfi menegaskan, energinya akan fokus pada visi-misi yang diusungnya yaitu program ‘Ngopeni lan Nglakoni Jateng’, sebuah visi yang berlandaskan pada komitmen untuk menyejahterakan masyarakat Jawa Tengah.
Dalam sebuah wawancara podcast yang blak-blakan di Close The Door bersama Deddy Corbuzier, Luthfi mengklarifikasi posisinya terhadap berbagai serangan buzzer yang mencoba menggoyahkan citranya dengan isu-isu miring.
Salah satu pertanyaan yang diajukan Deddy adalah bagaimana Luthfi menghadapi derasnya fitnah dan tudingan miring di media sosial, termasuk yang menyeret nama-nama besar seperti Mantan Presiden Jokowi dan Presiden Prabowo Subianto.
“Saya gak begitu peduli, Bung. Anggap aja itu anak kecil yang sedang menangis, biarin aja nanti berhenti sendiri,” ucap Luthfi.
Sikapnya yang tenang dan tidak reaktif ini menggambarkan karakternya sebagai pemimpin yang lebih memilih fokus pada visi besar daripada menghabiskan waktu untuk membalas serangan yang tidak substansial.
Mendampingi Luthfi dalam kampanye, Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin, Cawagub yang turut berpasangan dengannya, juga turut mengimbau masyarakat agar tidak mudah termakan hoaks atau fitnah yang banyak beredar terkait sosok Ahmad Luthfi.
Gus Yasin mencontohkan, salah satu fitnah yang tersebar di media sosial yakni foto karangan bunga yang diklaim berasal dari Ahmad Luthfi untuk mengucapkan selamat atas pembukaan tempat miras di Yogjakarta.
“Ini fitnah luar biasa,” ujar Gus Yasin dalam sebuah acara silaturahmi akbar dengan kelompok perempuan pendukung Luthfi-Gus Yasin (Lugas) di Semarang, Rabu (13/11/2024).
Menurutnya, foto tersebut tidak berdasar dan jelas-jelas merupakan hoaks, karena saat itu Luthfi bertugas sebagai Kapolda Jawa Tengah, bukan di Yogyakarta.
Hoaks Lama
Gus Yasin menambahkan, ketika ia menanyakan langsung kepada Luthfi mengenai kebenaran foto tersebut, Luthfi hanya menanggapinya dengan tenang dan tanpa emosi.
“Sudah Gus, tidak usah ditanggapi. Itu katanya di Jogja ya, dan disebut atas nama Kapolda. Itu hoaks lama,” ujar Gus Yasin menirukan tanggapan Luthfi.
Sikap ini menunjukkan kedewasaan Luthfi dalam menghadapi isu yang tidak jelas asal-usulnya dan dianggap hanya sebagai bagian dari upaya menjatuhkan kredibilitasnya menjelang Pilkada.
Gus Yasin menyadari serangan fitnah semakin masif, dan ia menilai tindakan tersebut sebagai bentuk kampanye hitam yang tidak menghargai prinsip demokrasi dan merusak semangat pesta rakyat.
“Cara-cara seperti itu sangat disayangkan. Ini adalah tindakan yang tidak menghormati satu sama lain. Menghalalkan segala cara demi memenangkan kandidatnya,” ujarnya.
Namun, di balik segala tekanan tersebut, Luthfi dan Gus Yasin tidak goyah, dan mereka tetap percaya bahwa masyarakat Jawa Tengah lebih cerdas dalam menilai dan memilih pemimpin yang benar-benar bekerja untuk masyarakat.
Program Ngopeni lan Nglakoni Jateng yang mereka tawarkan berfokus pada pengembangan kesejahteraan masyarakat melalui langkah nyata dan mendalam.
Bagi pasangan calon ini, kepemimpinan adalah tanggung jawab moral yang harus dipegang dengan prinsip sebagai teladan, serupa dengan sosok Presiden Jokowi yang selalu terjun langsung di lapangan untuk melihat permasalahan masyarakat.
Dengan mengabaikan buzzer dan tetap konsisten dalam visi misi, Ahmad Luthfi berusaha memperlihatkan kualitas seorang pemimpin yang matang, tidak mudah goyah, dan berkomitmen tinggi untuk membangun Jawa Tengah sesuai dengan prinsip-prinsip kolaborasi dan kesejahteraan rakyat. (*)