Yogyakarta KABARNO : Penghujung tahun, Gubernur DIY melakukan rotasi pejabat pimpinan tinggi pratama di lingkungan Pemda DIY.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwomo X melantik dan mengambil sumpah jabatan atas 6 pejabat pimpinan tinggi pratama DIY, di Kepatihan Yogyakarta, Jumat, (13/12/2024) sore.
Pelantikan ini berdasarkan Keputusan Gubernur DIY Nomor 265/Pem.D/UP/D.4 Tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama. Enam pimpinan tinggi pratama di lingkungan Pemda DIY yang dilantik pada kesempatan ini diantaranya, Syam Arjayanti menjadi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Didik Wardaya menjadi Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Sosial, Budaya, dan Kemasyarakatan, Yuna Pancawati menjadi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Suhirman menjadi Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY, Hery Sulistio Hermawan menjadi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, dan Eling Priswanto menjadi Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda DIY.
Dalam sambutannya, Sri Sultan menyatakan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah 6 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, untuk mengisi jabatan strategis di lingkungan Pemerintah Daerah DIY, merefleksikan proses regenerasi birokrasi. Momentum ini kian bermakna, karena untuk pertama kalinya pejabat yang dilantik merupakan buah dari implementasi sistem manajemen talenta.
Menurut Sultan, dalam fase kepemimpinan, khususnya di lingkungan Pemda DIY, secara filosofis pemimpin setidaknya harus memahami konteks dasar budaya, yaitu cipta, rasa, karsa.
“Konsep ini dikenal pula sebagai falsafah Tridaya, yaitu tiga daya utama mencakup pikiran, hati, dan tekad semangat,” katanya.
Sultan memaparkan cipta adalah wujud pikiran berupa pengetahuan, wawasan, logika, hingga imajinasi yang mencipta gagasan dan inspirasi. Ia adalah ruang, di mana logika dan kreativitas bertemu membentuk rancangan masa depan yang menggerakkan peradaban. Rasa berakar pada hati, melibatkan perasaan terdalam ketulusan, kecintaan, dan moralitas. Di sinilah nurani membimbing langkah manusia, agar senantiasa berpijak pada kearifan dan kebajikan. Sementara itu, Karsa adalah tekat, niat, dan semangat, yang memupuk keberanian untuk bertindak.
Sri Sultan mengatakan, produk kepemimpinan berbasis manajemen talenta, akan menjadi ekosistem birokrasi yang berpikir dan bekerja, berlandaskan budaya kerja seorang ‘Satriya’.
“Menjadilah mereka menyatu, sebagai agen dan pencipta perubahan sejati. Dan di tangan mereka pula, kesejahteraan rakyat Yogyakarta ini dipertaruhkan,” lanjutnya.
Pejabat Pratama juga dihadapkan pada tantangan-tantangan untuk dapat menerapkan keistimewaan DIY, dan menjabarkannya secara jelas, agar menjadi sebuah gerakan kebudayaan masyarakat.
“Saya berharap, hendaknya pelantikan ini dijadikan momentum percepatan pembangunan, menuju tujuan untuk meraih makna hakiki Keistimewaan DIY, yaitu peningkatan martabat dan kesejahteraan masyarakat. Akhir kata, saya mengucapkan selamat bekerja dan mengabdi,” tandas Sri Sultan. (WUR)