Adab dan Etika menempatkan Keris Pusaka.

oleh -801 Dilihat
oleh

Perkembangan dunia tosan aji di Indonesia akhir akhir ini mengalami cukup banyak kemajuan.

Para empu dan pengrajin bermunculan di beberapa daerah juga adanya organisasi sosial masyarakat yang bergerak di bidang pelestarian tosan aji semakin marak baik yang bersifat lokal, nasional bahkan internasional. Bahkan beberapa organisasi banyak diisi keanggotaannya oleh para pejabat penting negara.

Keris Pusaka diakui memang mengalami pergeseran fungsi namun demikian nilai keluhurannya hendaknya tetap terjaga sehingga akan terus bisa lestari dengan nilai kebanggaan hang dimiliknya.

Namun sangat disayangkan terkadang kita melihat beberapa foto atau Vidio tayangan yang memperlihatkan cara penempatan Keris Pusaka yang kurang tepat. Sehingga terkesan kurang menghargai terhadap benda pusaka peninggalan leluhur dan menunjukan ketidak pemahaman si pemilik terhadap pusaka yang sudah mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai warisan luhur dunia tak benda ini.

Berikut beberapa adab dan etika penempatan Keris Pusaka dan semoga akan bermanfaat dan keluhuran keris pusaka akan tetap terjaga.

1. Menempatkan Keris pada ruang tertutup dan tombak pada ruang terbuka ( Sebagaimana dimaksudkan bahwa keris memiliki makna sinengker sehingga penyimpanannya hendaknya tertib pada suatu tempat yang tidak semua orang dapat mengetahui dan tombak sebagaimana fungsinya untuk menunjukan sikap kesiap siagaan maka laykanya ditempatkan diruang terbuka ).

2. Untuk menjaga keris pusaka tetap dalam kondisi bagus, selain warangka juga dapat dibuatkan sarung keris dari bahan belusdru atau kain yang halus untuk membalut warangka sehingga dapat terlindungi dari debu atau udara yang dapat menyebabkan keris mengalami korosi.

3. Keris Pusaka ditempatkan dengan disusun rapi berdiri atau tertidur dengan kondisi tidak saling bertumpukan. Keris yang tersusun rapi akan mampu menimbulkan aura positif dan keris yang tertumpuk akan memunculkan energi yang kurang bagus karena ada benturan energi satu dengan yang lain sehingga bisa berimbas kepada si pemilik atau penghuni rumah. Keris terbuat dari unsur besi dan baja yang juga mengadung ion ion negatif dan positif.

4. Tempatkan Keris Pusaka pada tempat yang cukup tinggi dari jangkauan anak anak. Bagaimanapun keris dan tombak adalah berwujud senjata tajam, memiliki sisi yang tajam dan runcing sehingga cukup berbahaya bagi anak anak. Selain itu penempatan Keris Pusaka ditempat yang tinggi juga wujud simbolis terhadap keluhuran nilai budaya yang terkandung pada Keris Pusaka.

5. Tidak meletakan Keris Pusaka pada lantai tanpa alas, selain terkesan tidak menghargai juga sangat berbahaya bagi anak anak apabila digunakan untuk mainan dan bisa melukai orang yang tersandung keris pusaka tersebut.

6. Tidak menempatkan Keris pada tempat makanan dan minuman, karena bilah keris mengandung zat racun dan ini cukup berbahaya. Selain menempatkan Keris pada Makanan dan minuman dinailai saru bagi orang Jawa karena terkesan tidak menghargai keluhuran Keris Pusaka tersebut. Dalam Keris Pusaka terkandung nilai kesederhanaan, tirakat, spiritual jauh dari sikap sombong, hura hura, nafsu duniawi, nafsu makan, hal ini akan menjadi sangat tidak sinkron ketika menempatkan keris di dekat makan dan minuman.

7. Dekatkan Keris Pusaka dengan wewangian seperti minyak wangi ( bukan dioleskan ) dan kembang. Untuk tidak disalah tafsirkan bahwa ini memberi makanan keris, karena bilah keris memiliki pori pori maka wewangian yang ada akan bisa terserap dan bilah keris akan memiliki aroma wangi yang menyenangkan.

Silahkan dengan segala kebanggaan kita tunjukan melalui media koleksi pusaka kita. Namun hendaknya kita juga dapat menjaga adab dan etika penempatan Keris Pusaka ini karena secara tidak langsung ini juga akan menunjukan pemahaman kita terhadap benda pusaka tersebut.

Tetap bangga dengan budaya tosan aji, bangga dengan budaya luhur bangsa dan bangga dengan budaya Nusantara.

Salam Rahayu dan Salam Budaya