Yogyakarta, KABARNO : Efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah pusat diperkirakan akan berdampak pada sektor pariwisata, khususnya hotel dan restoran termasuk di Yogyakarta.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Daerah Istimewa Yogyakarta, Trianto Sunarjati,
menjelaskan dampak dari kebijakan efisiensi anggaran ini lebih terasa pada sektor-sektor yang bergantung pada anggaran pemerintah, seperti hotel dan restoran. Hotel dan restoran banyak menggantungkan pada MICE yang diselenggarakan pemerintah.
“Para pelaku industri hotel pasti merasakannya, karena pasar dari sektor pemerintah cukup besar. Jika melihat pengalaman sebelumnya, seperti pada tahun 2014, kebijakan efisiensi serupa juga berdampak pada industri ini,” kata Trianto di Kepatihan Yogyakarta, Rabu, (5/2/2025).
Sedangkan untuk Asita, Trianto menyebut ASITA memiliki beragam segmen pasar yang ditangani oleh anggotanya. Beberapa biro perjalanan fokus pada pasar wisatawan asing, sementara yang lain melayani wisatawan domestik dan segmen korporat.
Ditambahkannya, saat ini sektor inbound tour operator yang menangani wisatawan asing masih cukup stabil di Yogyakarta. Bahkan, pada bulan Februari ini, Trianto mencatatkan adanya peningkatan kedatangan wisatawan yang didorong oleh sektor korporat.
Trianto juga berharap agar ada kebijakan lain yang dapat mendukung sektor pariwisata, seperti promosi yang lebih gencar untuk menarik wisatawan mancanegara. Jika dukungan promosi semakin gencar, ia optimis sektor wisata termasuk perhotelan akan tetap bertahan di tengah efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah.
“Promosi pariwisata harus terus dilakukan secara berkelanjutan, tidak bisa berhenti hanya dalam satu tahun. Kami berharap kebijakan efisiensi ini bisa diimbangi dengan upaya promosi yang lebih agresif,” ujar Trianto. (Wur)