Bedah Buku, Dr Dedy Suwandi : Pancasila Mata Kuliah Wajib di USM

oleh -36 Dilihat

Semarang,kabarno.com – Dalam rangka memeringati Hari Sumpah Pemuda, Universitas Semarang (USM) mengadakan Bedah Buku Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi yang berlangsung di Auditorium Ir. Widjatmoko USM, pada Senin (28/10/2024).

Buku yang dibuat oleh dosen-dosen USM yang tergabung dalam Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan USM itu berjudul “Pancasila sebagai Filsafat Bernegara”.

Ketua Panitia, Dr. Dedy Suwandi, S.H., M.H., mengatakan dalam menyambut peringatan momen penting dalam mencapai Kemerdekaan Indonesia itu, pihaknya menggelar Bedah buku tentang Pancasila untuk menjaga rasa nasionalisme.

”Tepat pada 28 Oktober, kita memeringati Hari Sumpah Pemuda. Sebagai generasi penerus bangsa, kita menyambutnya dengan mengadakan kegiatan ini, membedah buku tentang Pancasila,” katanya.

Menurutnya, Pancasila merupakan mata kuliah wajib di USM yang berfungsi menjaga rasa nasionalisme, cinta tanah air, dan bela negara.

Hal itu selaras dengan visi USM yaitu menghasilkan sumber daya insani yang profesional serta berke-Indonesia-an.

”Dalam kesempatan ini, tentunya sikap dan perilaku yang ada dalam Pancasila, kita tuangkan dalam proses pembelajaran, serta kita implementasikan di dalam kehidupan sehari-hari,” lanjutnya.

Kegiatan menghadirkn narasumber antara lain Ketua Ikatan Alumni Lemhannas (IKAL) Provinsi Jawa Tengah, Prof. Dr. Sri Puryono, KS., MP., CIMBA., Anggota Pembina Yayasan Alumni Undip, Ir. Soeharsojo, IPU., dan pemateri, Dr. Tri Mulyani, S.H., M.H., serta dosen-dosen Fakultas Hukum USM.

Kegiatan yang diikuti 200 peserta itu dibuka Rektor USM, Dr. Supari, S.T., M. T.

Menurutnya, buku Pancasila tersebu sangat penting bagi mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa.

“Narasumber di bedah buku ini ilmunya sungguh luar biasa, ilmu berkaitan dengan Pancasila juga kuat sekali. Silakan mahasiswa untuk bisa digali semaksimal mungkin,” kata Supari.

Supari menambahkan, Pancasila tidak hanya untuk dipahami, tapi juga harus diamalkan. Apalagi USM merupakan kampus religius namun nasional, kampus yang anti-intoleransi dan antiperundungan.

”Di Mars USM juga ada dua kata Pancasila. Dan perlu diketahui bahwa Indonesia merdeka tidak lepas dari peran pemuda. Maka saya selalu menegaskan bahwa tidak bisa tidak, kalian yang akan menerima estafet untuk meneruskan negara Indonesia,” tegasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.