Cornida Nganti & Semaraknya Ramadhan di Masjid Fathul Jannah

oleh -414 Dilihat
oleh

Suasana gembira serta rasa syukur warga pedukuhan Nganti, Hargotirto, Kokap, Kulon Progo terlihat nyata selama bulan Romadhon 1440 Hijriah. Inilah bulan penuh barokah, karena semua pahala ibadah dilipakangandakan.  

Memasuki pedukuhan yang sejuk ini, umat Islam disambut spanduk ukuran besar  bertulisan Marhaban yaa Romadhon 1440 Hijriyah. Terbentang di pingir jalan, spanduk itu, seperti menandai gairah beribadah.

Suasana meriah lebih darai biasanya, tampak pada setiap sore. Bertempat di Masjid Fathul Jannah, remaja masjid yang dikoordinir Cornida Nganti  menggelar acara buka bersama selama bulan Ramadhan.

Para remaja putra maupun putri sibuk menyiapkan takjil  untuk dibagikan satu persatu  pada anak -anak TPA. Takjil berupa nasi nuk dalam kardus dan kolak sebagai menu ciri khas Ramadhan.

Jika sudah begitu, anak-anak TPA tampak duduk khusuk, bersila rapi, walaupun sesekali terdengar celoteh, atau tertawa saling dorong. Tapi itulah lucunya anak-anak yang menjadi pemandangan umum di banyak masjid, sore-sore menjelang berbuka puasa.

Suasana itu, juga langsung mengingatkan Rahmat Budiyanto pada masa kecilnya. Saat bulan puasa ia selalu diajak Mbah Kakung ke masjid.  Rahmat berharap Ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun kemarin.

Sementara itu, ucapan terima kasih kepada warga Nganti yang telah menyajikan menu takjil untuk berbuka puasa disampaikan oleh Rohmaji mewakili remaja Cornida. “Terima kasih kami ucapkan kepada para penyaji takjil, jasamu tiada tara,”ungkapnya.

Benar. Para penyaji takjil berperan penting bagi terselenggaranya acara buka bersama. Bukankah memberi makan orang berpuasa mendapat pahala seperti orang puasa,tanpa mengurangi pahala yang puasa.

“Yang dikangeni saat menunggu  buka puasa adalah suara bunyi sirine, nguuuurrrr….! yang berkumandang dipengeras suara masjid, siaran dari sebuah stasiun radio,” itu momen yang berkesan bagi Pak Guru Karwan.

Setelah berbuka, kemudian sholat magrib, dan sholat isya’, yang juga selalu meriah adalah sholat taraweh. Setiap malam selalu, masjid ini, dipadati jama’ah. Ibadah  terasa khusyuk karena di pimpin oleh para  imam yang mumpuni seperti Mbah Muri, Mbah Tukiran, Mbah Sidik, Pak Jemadi.

Gairah beribadah semakin lengkap, karena ceramah yang  disampaikan para tokoh pendidik, pemuka agama, tokoh masyarakat. Ada Ki Suratman, Mbah kaum Marsudi, atau Pak Sudali. Semua tausyiah terasa menyejukan hati.

Anggota Cornida Nganti juga diberi kesempatan naik mimbar untuk mengisi  ceramah. Ini adalah cara pembelajaran organisasi agar berani tampil bicara di muka umum.

Nah, yang juga meriah adalah sehabis sholat taraweh berjama’ah, karena terhidang jaburan. Sebuah tradisi menyantap kudapan antara lain gorengan, jadah, atau nogosari. Jaburan terasa nikmat karena tersaji binggel sengek yang merupakan makanan khas pegunungan Menoreh. Binggel sengek adalah geblek dan  tempe yang sangat cocok disantap rame-rame,sambil minum teh manis.

Rangkaian ibadah Ramadhan berlanjut dengan tadarus Al  Qur’an sampai menjelang sahur, ketika suasana  pagi kembali berhias suara riuh. Para remaja masjid membangunkan warga untuk bersantap sahur sambil menabuh bedug.”Sahur…Sahur…sahur…”

Setelah sholat subuh berjama’ah serta mendengarkan ceramah, lalu berolah raga pagi di halaman masjid. Suasana bertambah meriah apalagi kalau ada senam angguk, pasti seru. “Makanya ayo berjamaah ke masjid,”ajak Arief Wasiludin penuh semangat.

Semua jadwal kegiatan Ramadhan 1440 Hijriah yang berlangsung di Masjid Fathul Jannah, susun oleh Cornida. Bagi masyarakat Nganti, Cornida bukan lembaga yang asing. Ini adalah organisasi karangtaruna desa yang merupakan singkatan dari Corp Olahraga, Seni dan Dakwah.

Kini, remaja Nganti pantas berbangga karena Cornida yang menjadi rintisan Mbah Suparmin, punya badan hukum. Organisasi ini juga terbukti  mampu menyatukan setiap lapisan masyarakat pedukuhan Nganti lintas pofesi maupun lintas generasi.

Semua rangkaian kegiatan itu terselenggara dengan baik karena adanya sinergi  antara Cornida, takmir masjid, partisipasi aktif warga, serta dukungan dari Kepala Pedukuhan Nganti.

Dalam arahannya Kepala Dukuh Nganti, Abdul Malik Ar-Royhan berharap agar dalam bulan suci Ramadhan warga  tetap menjaga kerukunan di tengah perbedaan  sikap dan pandangan politik dalam masyarakat.(agus)