Semarang,KABARNO Com – Di tengah tantangan teknologi digital dan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan) menjadi mainan generasi Z, wartawan harus punya integritas. Dengan demikian insan pers akan menggaungkan apa yang menjadi kebutuhan dan hak masyarakat, dan mengedukasi dengan berbagai hal sehingga masyarakat menjadi tercerahkan atas isu yang selalu berkembang.
Hal itu disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Jateng Ema Rachmawati yang mewakili Pj Gubernur Jateng saat memberikan sambutan dalam Puncak Resepsi Hari Pers Nasional 2025 HUT ke-70 PWI Tingkat Jateng di Pendapa Bupati Blora, Sabtu malam 15 Februari 2025.
”Pers sesungguhnya punya peran mengubah perilaku masyarakat, maka dibutuhkan komitmen dan effort kuat agar selalu menjaga integritas,” kata Ema.
Acara puncak resepsi dihadiri Bupati Blora Arief Rohman bersama anggota Forkopimda, Komisioner Bawaslu Jateng Sosiawan, Rektor Universitas Semarang Dr Supari ST MT, para mitra kerja PWI, Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat Sasongko Tedjo, Ketua PWI Jateng Amir Machmud bersama jajaran, perwakilan PWI kabupaten/kota se-Jateng dan perwakilan IKWI.
Perayaan puncak HPN 2025 tingkat Jateng di Blora tergolong spesial. Selain orasi jurnalistik yang disampaikan seorang akademisi yaitu Rektor Dian Nuswantoro Semarang Prof Dr Pulung Nurtantio Andono ST MKom, juga diberikan penghargaan kepada pemenang Lomba Guru Menulis, Lomba Jurnalistik dan Lomba Video Konten City Tour.
Sebelumnya, pada Sabtu (15/2) peserta juga diajak mengunjungi empat destinasi wisata yang dikembangkan Kabupaten Blora, yaitu eksotika Goa Terawang dengan kafe kopinya, Desa Wisata Bangsri dengan pesona Noyo Gimbal View, desa wisata berbasis budaya Kampung Samin di Desa Klopoduwur, serta Kopi Santen di Desa Jepangrejo.
Terdapat Nilai Bersejarah
Maka cukup beralasan jika Ketua PWI Amir Machmud NS menilai, HPN di Blora merupakan peyelenggaraan bersejarah. Apalagi, destinasi wisata yang dikunjungi peserta HPN memiliki faktor pembeda yaitu memadukan unsur intelektualitas, eksotika alam, kultur masyarakat dan potensi kuliner.
”Ini hanya muncul jika daerah dipimpin oleh seorang pemimpin yang memiliki visi besar untuk membuat perubahan dibanding sebelumnya. Kondisi ini membuat kami terusik dengan pertanyaan, apa yang bisa dilakukan media untuk ikut memajukan Blora? Dan harapan kami ke depan, hubungan pers dan bupati makin direkatkan karena kepentingan yang sama yaitu bagaimana ‘sesarengan mbangun’ Blora,” tandasnya.
Dengan mengusung tema HPN 2025 Jateng yaitu, ”Membangun Wartawan Berakhlak dan Fondasi Membangun Negeri”, Amir mengatakan, bahwa pers tidak akan pernah berhenti mendampingi unsur masyarakat mana pun, dalam hal ini Pemkab Blora guna membangun Blora lebih jauh lagi.
” Saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut mendukung PWI dalam suksesnya penyelenggaraan HPN 2025.” kata Amir.
Sementara itu, Bupati Blora Arief Rohman juga berharap, sinergitas antara pemkab dengan insan pers terus terawat. Apalagi dengan segenap potensi yang dimiliki, Blora terus berusaha melestarikan alam, dan kearifan lokal untuk kemajuan masyarakatnya.
Selain itu, dalam orasi jurnalistiknya, Prof Pulung banyak memotret bagaimana seharusnya posisi pers di tengah gelombang AI. Dengan bahasa memikat, rektor muda ini banyak menyampaikan filosofi Jawa dan cerita pewayangan untuk menggambarkan peran pers.
Dia memulai dengan pepatah Jawa ”Suradira jayaningrat lebur dening pangestuti” dalam konteks AI. Artinya, segala keangkuhan teknologi akan luluh dengan kebijaksanaan dan kasih sayang. ”Robot-robot cerdas itu nantinya harus dirangkul bukan dijadikan musuh,” tandas dia.
Industri Pers Berubah Drastis
Prof Pulung mengatakan, saat ini kita sedang menyaksikan perkembangan industri pers yang berubah drastis. Pada satu sisi, medsos, AI,dan internet membuat kita bisa mengakses apa saja, termasuk resep gado-gado bisa ditemukan dalam waktu satu detik.
”Mesin inilah yang memunculkan citizen journalism. Lihat saja masyarakat dengan ponsel di tangan, mereka pertama mengunggah berita. Itu bagus, tapi informasi yang cepat tersebar, bisa salah. Siapa yang harus memverifikasi? Ya pers, karena untuk memastikan bahwa berita tak hanya cepat, tapi juga benar,” bebernya.
Meski begitu, Berkat AI penulisan berita jadi rutin, terutama skor sepakbola dan harga saham. Bisa diotomatisasi dan membantu redaksi. Di AI ada juga teknologi Defect, yaitu kecerdasan buatan untuk membuat video, gambar, suara seseorang agar terdengar, terlihat seperti orang lain.
” Teknologi ini biasanya digunakan untuk hiburan, film, tapi juga menakutkan karena bisa disalahgunakan menyampaikan informasi palsu atau penipuan,’ ujarnya.
Menurut Prof Pulung, hoaks bisa menyebar bagai nyamuk di musim hujan. Gatal dan bikin kita emosi. Dalam cerita pewayangan Mahabarata (dia menggambarkan Resi Drona yang kena hoaks), betapa kabar palsu bisa membuat pemimpin kehilangan arah, dan mengubah alur sejarah. Apalagi di era sekarang, kecepatan forward WA melebihi kecepatan anak panah Arjuna.
”Di sinilah peran pers berfungsi layaknya penyemprot nyamuk untuk mengeliminasi ketidakbenaran sebelum menimbulkan efek gatal yang lebih parah,” tandasnya.
Sebagai insan pers, kata dia, kita punya tanggung jawab ”Memayu hayuning bawana” yaitu memelihara keindahan dan keharmonisan dunia. Artinya, pers tak boleh membesar-besarkan berita sensasional hanya demi klik, tapi melahirkan berita bermutu demi kebaikan bersama.
Dua Persen Hidup Sehat
Di bagian lain, Sasongko Tedjo mengatakan, tantangan yang dihadapi wartawan sangat banyak, termasuk industri media. Pasalnya berdasarkan riset Serikat Media Siber Indonesia, dari ribuan media online hanya 2 persen yang hidup sehat dan sustain.
”Tantangan lain, terjadinya tsunami informasi. Tapi apa pun kemajuan AI, ada fungsi-fungsi wartawan yang tak bisa tergantikan. AI bikin kerja wartawan begitu mudah dalam investigasi, tapi kerja yang sesuai Kode Etik Jurnalistik, hanya wartawan yang harus melakukan,” tandasnya.
Dalam resepsi semalam, diberikan penghargaan kepada pemenang lomba jurnalistik. Tampil sebagai juara I-III masing-masing Puput Puspitasari (PWI Kota Magelang), Marni Utamining (PWI Purworejo) dan Alkomari (Semarang).
Untuk lomba video city tour, juara I-III yaitu Instagram @chalies_anwar, @andosupriyanto, dan @ekosans. Juara I-III guru menulis, masing-masing Triyuli Setyoningrum (SMAN 1 Blora), Fitri Andriani (SMPN 1 Blora), dan Andrian Taufiqurohman (MI Miftahul Jannah).
Selain itu, diserahkan penghargaan kepada Bupati Blora Arief Rohman, Prof Pulung, dan PWI Kabupaten Pekalongan, PWI Kabupaten Kudus, PWI Kabupaten Rembang, dan PWI Kabupaten Blora, masing-masing sebagai PWI teraktif.(*)