Mencintai wayang, disebutnya sebagai panggilan jiwa. Ki Imam Kuncoro yang bulan Maret lalu, baru genap berusia 28 tahun, barangkali benar.
Mendalang adalah panggilan jiwa. Tapi dalam bahasa berbeda, ia seperti nunggak semi leluhurnya. Sebab, dalang anggota Guyup Dalang Jakarta Raya (Gulang Jaya ) ini, memiliki trah dalang.
Lulusan SMA Negeri 1 Sleman ini, sudah mendalang sejak belia. Ia, misalnya saja, pernah ikut Parade Dalang Muda Kabupaten Sleman tahun 2008-2010. Saat itu, Imam Kuncoro juga menimba banyak ilmu dari dalang-dalang sepuh Jogjakarta. Termasuk dari dalang-dalan sekelas Ki Sukoco dan Ki Edi Suwondo.
“Tapi saya belajar secara serius, setelah pindah ke Jakarta,” ungkap Imam yang banyak mendalang bersama dalang-dalang muda di Jakarta. Tahun 2013 misalnya, ia ikut pentas dalang muda gagrag Jogja di Museum Wayang Jakarta.
Anggota PersatuanPedhalangan Indonesia (PEPADI) sejak tahun 2014 ini, pernah pula pentas Bersama Sanggar Nirmalasari di Musium Wayang Jakarta tahun 2015. Juga, Parade Dalang Pepadi Jakarta Barat Tangerang di Ciledug (2018). Tahun lalu, Ki Imam Kuncoro juga menggelar Pentas wayang Virtual PT. PP Persero.
https://www.youtube.com/watch?v=E9OupBiSCnI
Selain mendalang, alumni SMP Negeri 3 Sleman ini, juga dikenal sebagai pembuat wayang, khususnya wayang Jogja. Semua dilakukan sebagai hobi sekaligus nguri-uri kabudayan Jawi, sebab, wayangan dan mendalang, tidak melulu berususan dengan komuditi.
Sebagai dalang muda, Imam Kuncoro, memang bukan termasuk dalang komersial. Namun demikian, tanggapan termasuk lancar, tidak hanya wayangan gaya Jogja tapi juga wayangan gagrag Surakarta.
“Kalau wayangan Jogja, saya itu selalu merasa tentrem. Ini boleh percaya boleh juga menganggap gugon tuhon, setiap kali saya mau ndalang gagrag Jogja, kecrek saya ini selalu berbunyi sendiri. Itu terjadi beberapa hari sebelum pentas,” kata Ki Imam sambil menunjukan kecrek gaya Jogja yang diakuinya bukan barang tua tapi memiliki aura temuwo.
Dan, kecrek istimewa itu, akan menemaninya mbabar lakon Ontoseno Ngraman di Anjungan Jogjakarta, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), tanggal 16 Oktober 2021 nanti. Hajatan ini digelar oleh komunitas Sahabat Ngopi yang merupakan Forum Diskusi Perantau Kulon Progo. Pergelaran wayang kulit virtual ini, merupakan rangkaian Hari Ulangtahun Kabupaten Kulon Progo ke-71.
“Saya agak surprise karena didawuhi mbabar lakon ini. Apalagi, kita semua tahu Kulon Progo termasuk gudangnya dalang-dalang muda yang sangat bagus. Tapi ya karena sudah didawuhi, saya akan mengemban tugas ini dengan sebaik-baiknya,” demikian diungkapkan Ki Imam Kuncoro.(her)