Ki Jurumertani-5: Versi Lain Makam Sang Juru Strategi

oleh -558 Dilihat
oleh

Peran besar Ki Jurumertani sekaligus posisinya sebagai Patih Mataram sepanjang hayat, memang sangat sentral.

Kedekatannya dengan para sesepuh Mataram, sekaligus raja-raja Mataram, membuat banyak yang percaya, pusaranya berada di Kota Gede – satu cungkup dengan tokoh-tokoh Mataram seperti Panembahan Senapati atau Ki Pemanahan.

Para sejarawan, pecinta sejarah, atau kalangan istana Mataram percaya dengan versi ini. Publik juga lebih yakin bahwa Patih Mandaraka, dikebumikan di pesarean makam-makam raja Mataram di Kota Gede. Sebab, ia memang pantas berada dalam derajat itu.

Di Kompleks Makam Raja-raja Mataram Kotagede, tidak jauh dari Masjid Agung Kotagede dan Sendang Selirang. Sedang letak pusara, ada di sebelah selatan dari Pasar Kotagede.

Dan, seperti tokoh-tokoh besar dari masa silam, yang makamnya tidak pernah tunggal, sangat banyak yang percaya bahwa Ki Juru Mertani di makamkan di Dusun Pundung, Kalurahan Nogotirto, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Terutama mereka yang senang bergelut dengan dunia supranatural, sangat percaya, Ki Mandaraka dimakamkan di tempat yang sunyi ini.

Pundung adalah sebuah dusun kecil, sedang makam yang dipercaya sebagai pusara Ki Ageng Jurumertani ini, berada di tengah keterpencilan pemukiman penduduk. Posisinya, agak ke selatan dari Dusun Mlangi yang masyur dengan peninggalan sejarah berupa Masjid Pathok Negoro Mlangi.

Untuk mencapai makam ini, peziarah harus berjalan kaki, menyelusup di antara jalan desa. Sebab, pusara Ki Ageng Mandaraka di Dusun Pundung memang tidak bisa dilihat dari jalan besar (biasanya dicapai lewat ring road barat). Jalan menuju makam, bahkan harus melewati beberapa halaman rumah orang.

Sebagai versi lain dari seorang tokoh besar, Makam Ki Ageng Jurumertani di Dusun Pundung jauh lebih bagus dari versi Kota Gede. Paling tidak, tempat ini terlihat lebih popular, sehingga lebih banyak yang berziarah untuk ngalap berkah.

Makam berada di dalam cungkup berbentuk joglo lengkap dengan pintu rangkap model kupu tinanding. Joglo yang terlihat memahat kekeramatan itu, berdiri menghadap selatan. Selain pintu kupu tarung, joglo ini berdinding kaca lengkap di empat sisi. Itu yang membuat nisan Ki Juru dapat dilihat dengan terang; selalu dinaungi kelambu putih yang membuatnya terlihat lebih keramat.

Dari luar, penampakan nisan Ki Jurumertani, terlihat megah. Dengan ukuran besar, kijing tua itu, kira-kira panjangnya 180 cm, dengan lebar nyaris satu meter. Tinggi kijing juga kira-kira satu meteran. Suasana mistis yang mengalir dari sekitar makam, semakin pekat, melihat batu kijing yang selalu berselimut kain kafan atau mori atau langse.

Para peziarah memang hanya bisa sampai di depan jungkup ini. Sebab pintunya tidak pernah dibuka. Gembok warna putih pucat, selalu menguncinya dari sentuhan para pengunjung. Jadi hanya dari teritisan, orang-orang yang datang berdoa, bersemadi, bermunajat, berharap keberkahan.

Sadar peziarah tidak diizinkan mendekat hingga ke nisan, di luar pintu joglo memiliki dua ruang persegi yang memanjang di sisi barat dan utaranya. Dari sinilah, orang-orang melakukan berbagai ritual, mulai dari sekadar berdoa, memohon pertolongan, hingga yang beraroma mistik lainnya.

Joglo yang menjadi cungkup makam Ki Ageng Jurumertani, menjadi terlihat steril dan berbeda, karena berada di dalam tembok setinggi satu meter. Tembok yang memagari makam, terlihat baru, atau minimal dengan cita-rasa baru. Lihat saja, lubang-lubang yang dibuat vertikal, adalah gaya ventilasi umum yang banyak dipakai masyarakat setempat saat ini. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.