Komisi B DPRD Kota Yogya Dukung Pengembangan Kebun Plasma Nutfah Pisang Umbulharjo

oleh -88 Dilihat

Yogyakarta, KABARNO : Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pertanian dan Pangan sejak tahun 1994 telah mengelola Kebun Plasma Nutfah Pisang (KPNP) sejumlah 333 varietas pisang dengan metode budidaya kultur jaringan. KPNP yang berlokasi di Malangan, Giwangan, Umbulharjo ini mempunyai fungsi konservasi, agrowisata, edukasi, penelitian, produsen benik, dan menjaga budaya.

“KPNP menyimpan varietas pisang unik, seperti Pisang Raja seribu, pisang gendruwo yang memiliki kulit berwarna merah, pisang lase yang bisa mengeluarkan lebih dari satu tandan dalam 1 periode berbuah, pisang tongkat langit dan pisang songgo buwana yang memiliki buah menghadap ke langit. Bahkan, beberapa varietas pisang yang terancam punah di daerah asalnya karena dianggap tidak produktif oleh masyarakat bisa di jumpai di KPNP”  tutur Eny Sulistyowati S.P. Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Minggu, (5/1/2025).

“Sejak Januari 2023 sampai Desember 2024 sebanyak 4894 orang sudah berkunjung ke KPNP, baik dari anak usia pra sekolah, pelajar, mahasiswa maupun masyarakat umum. Kami menerima tamu untuk kunjungan sepekan dua kali, yakni hari selasa dan kamis. Sebenarnya permintaan kunjungan sangat banyak, namun sementara kami batasi karena keterbatasan personil, “ imbuhnya.

Anggota Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Fajar Kurniawan S.IP menjelaskan keberadaan KPNP harus di dukung dan terus di kembangkan karena memiliki potensi Pendapatan Asli Daerah  (PAD) yang meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2022 KPNP berhasil menyumbang PAD sebesar 36.664.000, di tahun 2023 sebesar 39.820.000 naik 7.9 %, pada oktober 2024 sebesar 40.988.000 atau naik sekitar 2,8 %. Tren positif kontribusi KPNP terhadap PAD Kota Yogyakarta harus diterjemahkan sebagai peluang yang perlu di optimalkan dengan kolaborasi multistake holder.

“Semangat kolaborasi ini harus di wujudkan dengan dukungan anggaran yang memadai, baik dari APBD Kota, provensi maupun Dana Keistimewaan. Melihat kondisi sarana dan prasarana yang sudah berumur di laboratorium KPNP perlu dilakukan peremajaan, agar KPNP dapat menghasilkan bibit pisang terbaik yang dibutuhkan masyarakat. Hal ini perlu menjadi perhatian Tenaga Ahli Perangkat Daerah (TAPD) Kota Yogyakarta dalam menentukan prioritas anggaran  APBD perubahan 2025 atau murni 2026,“imbuhnya.

Pengembangan KPNP ke depan diharapkan dapat berkolaborasi dengan Pemerintah Kalurahan maupun masyarakat umum.

“Pengembangan ini tidak hanya sekedar melestarikan keanekaragaman hayati pisang, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat. Dengan perencanaan yang matang dan kolaborasi yang baik, nantinya dapat menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan dan berkontibusi pada pengentasan kemiskinan di Yogyakarta,” tandasnya. (Wur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.