Mbah Kamdi, Mpu Sepuh Surakarta Tutup Usia

oleh -479 Dilihat
oleh

Pagi-pagi grup WA Paguyuban Brajabumi sudah riuh. Diskusi tentang keris pagi ini, seputar seberapa besar pengaruh Thionghoa pada tradisi perkerisan Nusantara. Di tengah adu data dan argumen tentang sejarah keris, datang kabar duka. Mbah Kamdi atau Empu Sukamdi, tokoh sepuh perkerisan Surakarta, meninggal dunia.

Konfirmasi pasti juga datang dari para kolektor dan pemerhati keris di Solo. Berita mengejutkan itu, sekaligus menjadi kabar kehilangan paling dalam. Sebab, Mbah Kamdi adalah mpu sepuh yang memiliki arti tersendiri di blantika perkerisan. “Iya dari teman-teman di Solo dengar kabar Mbah Kamdi sedo, kita turut berduka untuk beliau,” kata Adji Wibowo, seorang kolektor keris di Solo.

Ki Sukamdi memang empu keris yang mumpuni. Kemampuannya ngripta keris diakui para kolektor, pengamat keris, serta peneliti tosan aji. Meski mengaku belajar secara otodidak, kisah perjuangan Mbah Kamdi membuat keris sangat panjang, lengkap dengan perjalanan spiritualnya.

Banyak cerita mengalir tentang mpu sepuh yang masyur di kalangan penggiat perkerisan ini. Termasuk cerita spiritual yang aneh-aneh. Misalnya saja, Mbah Kamdi konon pernah membuat keris dengan memijat bilah panas dengan jari-jarinya.

Sebagai mpu kondang, karya Mbah Kamdi selalu bisa ditelusuri jejaknya. Yang juga khas dari keris garapannya iala kebaruan yang menonjol. Tidak pernah, Mbah Kamdi membuat keris yang dibuat seolah-olah sepuh. Proses dikamal selalu dihindari, karena bagi Mbah Kamdi keris tidak semata urusan laku dijual.

Kekhasan lain dari keris Mbah Kamdi dalah garapannya yang halus. Keindahan memancar dari keris yang umumnya masuk kategori keleng. Tidak perlu menelusuri pamornya, keris Mpu Sukamdi sudah berpamor bahkan hanya dengan melihat garapannya yang serba edi-peni.

Bagi pemerhati keris, garapan yang menjadi karya adiluhung Mbah Kamdi salah satunya keris dapur Megantara Peksi Dewata. Selain tentu saja, keris Carita Walik.

Tapi kini, penerima Supa Awards dri Keris Summit 2015 itu, telah tiada. Mbah Kamdi pergi meninggalkan pesona dan nama yang abadi di hati pecinta keris Nusantara. Pecipta keris Gelombang Cinta ini, terlampau besar untuk dituliskan dengan kata-kata. Jadi, sugeng tindhak.(kib)