Akhir pekan kemarin, Mbak Titiek Soeharto datang ke Kulon Progo. Mewakili keluarga Pak Harto, politisi Partai Golkar itu menyatakan, Yayasan Dharmais membantu masyarakat di Kulonprogo untuk operasi katarak.
Yayasan Dharmais memang ikut berkontribusi membantu pemerintah mengatasi tingginya jumlah penderita katarak, bibir sumbing dan operasi kornea mata hingga pemberian dan santunan lewat peningkatan gizi masyarakat.
“Dari 105 pendaftar yang dioperasi ada 37. Setiap tahun bergiliran di tiap kabupaten. Ini merupakan tujuan dari yayasan untuk membantu masyarakat kurang mampu, tidak hanya katarak tetapi juga bibir sumbing, ataupun cangkok mata,” imbuh Titiek.
Sementara itu Ketua Yayasan Dharmais Ir Indra Kartasasmita mengemukakan, yayasan akan terus membantu masyarakat sesuai kemampuan yang ada. Akan terus membantu masyarakat selama masih ada masyarakat yang membutuhkan. Tentu sesuai kemampuan dan aturan yang ada.
“Tidak hanya itu, Yayasan Dharmais juga rutin menggelar pendidikan kewirausahaan dan pelatihan usaha produktif bagi anak jalanan dan remaja putus sekolah. Mendirikan rumah sakit kanker Dharmais yang kini menjadi rujukan se-Indonesia,” ujarnya.
Operasi katarak gratis yang diadakan guna memperingati Bulan Maret Bulan Pak Harto Bapak Pembangunan ini, juga bekerja sama dengan Perdami, Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, di RSUD Nyi Ageng Serang Sentolo, Wates Kulonprogo, Minggu (4/3).
Mewakili keluarga besar HM Soeharto, Siti Hediati Haryadi, mengatakan, Yayasan Dharmais sebagai satu dari delapan yayasan yang didirikan oleh Pak Harto, terus berupaya memberikan dharma baktinya kepada masyarakat Indonesia. Hal itu sesuai dengan cita-cita Pak Harto untuk membantu masyarakat dan rakyat Indonesia.
“Yayasan-yayasan Pak Harto bisa terus eksis karena kita menjalankannya sesuai amanah pendiri, tidak menyalahgunakan keuangan yayasan. Semua semata-mata hanya untuk rakyat. Muhah-mudahan kita bisa terus berkontribusi untuk rakyat sampai akhir zaman,” katanya.
Sementara itu, Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan, dengan angka harapan hidup yang cukup tinggi mencapai 75 persen, angka penderita katarak di Kabupaten Kulonprogo menjadi cukup tinggi. Yakni, mencapai 4 per 1.000 penduduk.
Dengan jumlah penduduk mencapai 450.000 jiwa, maka Pemerintah Kabupaten Kulonprogo setidaknya harus melakukan 400 operasi katarak. Hal itu tidak mungkin dilakukan sendiri oleh pemerintah. “Karena itu, kita sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan Yayasan Dharmais ini dalam membantu masyarakat Kulonprogo,” katanya.
Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K), Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nyi Ageng Serang (NAS) Banguncipto Sentolo menjadi center atau pusat untuk operasi Katarak. “Karena kalau RSUD Wates yang Tipe B tidak boleh operasi yang mudah-mudah, untuk itu operasi massal (banyak) dikerahkan di RSUD NAS yang merupakan Tipe D dan sebentar lagi menjadi Tipe C,” ujarnya.
Bhakti sosial atau pengabdian masyarakat dalam rangka Dies Natalis ke-72 Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Perawat (FKKMK) UGM, HUT ke-36 RSUP Dr Sardjito, HUT ke-6 RSA UGM, dan HUT ke-90 RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten, Minggu (04/03/2018), di RSUD Nyi Ageng Serang Banguncipto Sentolo.
Pengabdian masyarakat berupa operasi katarak 37 orang, pembagian kacamata gratis, bedah rumah, pemeriksaan mata, konsultasi kesehatan dan gizi, pembagian kloset, dan lainnya. Dikatakan Direktur RSUD Nyi Ageng Serang dr Sandrawati Said MKes, dalam upaya membantu pengendalian dan pencegahan kebutaan akibat katarak, dilakukan operasi gratis setiap tahunnya dengan bekerjasama Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami),” ujar Kepala Rumah Sakit Ny Ageng Serang Sandarwati Said.
Panitia Dies, dr Handoyo Pramusinto SpBD yang juga mewakili Alumni FK UGM’81 menyatakan, kegiatan tersebut diadakan bekerjasama dengan Perdami dan Yayasan Dharmais. “Sudah tercapai semua. Sedangkan pemberian kloset tujuannya adalah berpartisipasi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” katanya. (tom)