Ndengerke Critone Kang Wowok Sinambi Melahap Pecel Bebek

oleh -260 Dilihat
oleh

Wengi ketok nyenyat, persis jaman ciliku. Koyo isih nganggo senthir. Naliko kuwi listrik awal-awal e wes ono,ning karang bayar rekening mahal, jadi pakai senthir itu. Yo karena zaman dulu masih susah.

Sekedap aku kelingan zaman mbiyen. Tapi ngomong-ngomong wetengku kroso nggerus. Yo wes piye meneh, aku banjur ngeslah motor, ee udu ding, nyetater. Motorku elek-elek yo metik, walaupun jadul. Yo rapopo lah disyukuri,dari pada ra nduwe.

Aku langsung meluncur ke warung pecel lele Mas Wowok, di Tawangsari. Tepate Dusun Soropadan. Aku seneng bakul e grapiyak alias ramah. Aku selalu disambut dengan sebutan Kabarno.

“Bagaimana Kabarno?” Sebutan kuwi wes biasa, karena beliaune ngerti aku salah seorang penulis di Kabarno.com iki. Yo, walaupun kadang kampreng, alias nek pas gelem wae le nulis. Hi… hi… hi…

Aku pesen pecel bebek,wih ben koyo orang kaya. Hi… hi… hi…,yo ra popo lah idep-idep tamasya kuliner.

Lanjut. Aku digewek e pesanan kuwi mau. Pecel bebe. Wuiih cen enak tenan,pantes warunge ramai,seperti tidak terimbas pandemi.
Lanjut maneh. Kami ngobrol. Kang Wowok bercerita sekarang lagi merintis gilingan tepung jagung sama pari atau gabah. Bahasa kerenya diserfikasi bisnis. Mirip dengan Chaerul Tanjung dengan CT-corpnya yang mengurus berbagai macam bisnis.

Ya nama itulah inspirasi Kang Wowok. CT, si anak singkong, si dokter gigi yang menjadi konglomerat Indonesia.
Ya lanjut lagi ya. Kang Wowok yang masih muda, usiane baru kepala telu, mengisahkan bagaimana ia merintis pecel lele dan gilingan tepungnya.

Mendengar jalan hidupnya sampai nerocos air mata saya. Tapi hasilnya lumayan joss. Ia bisa membangun rumah yang besar, bahkan sebelum menikah. Waktu itu sebelum umur 30 ia sudah membangun rumah.

Yaa sukses yang diimpikan kaum milenial, sukses di bawah umur 30. Yo kuwi, sekilas gambaran bagaimana bisnisnya.
Lanjut to yo. Menu pecel lele Kang Wowok ada pecel ayam, gemak atau puyuh, tempe, bebek, dan lele itu sendiri. Harganya pun damai, alias murah. Pecel lele komplet nasi regane mung 12 ribu. Ayam komplet 13 ribu. Kalau bebek yo 20 ribu. Nek burung puyuh 10 ribu,tempe tahu 5.000. Itu murah lah, apalagi rasanya yang nyadut en sedaap.

Lantas Kang Wowok crito meneh. Crito panjang lebar tentang bisnis yang sedang dia rilis, yaitu gilingan tepung jagung dan gabah. Dari kendala dan keuntungannya. “Ya bati setitik asal ping.” Begitu kata Mas Wowok sambil menambahkan asal lenggananya banyak rak tambah berkah.
Untuk ongkos gilingannya, kata Mas Wowok, tepung 2.000 / per kilo, jagung 1.000/ per kilo, gabah 500 / per kilonya. Ya tentu pas untuk kantong kantong orang desa. Murah sinambi memperbanyak silaturahmi.

Ya wes. Iki nasi pecel bebek wes pindah nang weteng. Kalau kamu ingin merasakan racikan masakane Mas Wowok atau mau menggiling tepung untuk memasak apem dan lain sebagainya, bisa langsung ke Soropadan, Tawangsari. Atau untuk menggilingkan jagung, tepung, gabah bisa langsung ke rumahnya di Kriyan, timur pasar Cikli. Sekian dulu yaa, cii yuu.(priyo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.