Ono Bandara, Lemah Nang Kulon Progo Larange Pol…

oleh -170 Dilihat
oleh

Cicit cuwit…cicit cuwit… Suara burung bernyanyi tiap pagi atau suara gareng pong biasa meramaikan suasana di pedusunan di Kabupaten Kulon Progo. Tapi kenyamanan itu, tiga atau empat tahun ke depan tidak banyak ditemui. Semua akan digantikan gemuruh suara pesawat terbang.

Benar. 3-4 tahun lagi bandara internasional baru di Kulon Progo Yogyakarta, sudah dioperasikan. Kabupaten di ujung barat Yogjakarta ini, merupakan daerah terbelakang dari berbagai segi di bandingkan kabupaten lain di DIY. Namun demikian, sebentar lagi, akan menjadi daerah maju dari segi ekonomi, wisata, industri dan lainnya.

Kehadiran Bandara baru Kulon Progo, rupanya ikut mengundang para investor. Mereka mulai melirik daerah ini. Tidak hanya investor lokal, tapi juga datang dari DIY, maupun kota-kota lain seperti Semarang dan Jakarta.

Menurut Ibu Lastinah, seorang mediator asal Gamping Sleman, di sekitar Kecamatan Temon, yang tidak jauh dari lokasi pembangunan Bandara, harga tanah sudah lama melonjak. Di pinggir jalan negara, harganya sudah mencapai 2,5 juta per meter. Padahal tiga tahun sebelumnya hanya 200-300 ribu saja. Kini, lemah nang Kolon Progo memang larange pol.

“Bekas Pasar Siluwok juga sama. Tanah  seluas  4.000  meter itu, mintanya 2,5 juta. Ada relasi saya mencari buat hotel,” kata Lastinah yang ramah.

Seorang sumber yang dapat dipercaya mengatakan, tanah bekas pasar itu sudah dihargai 4 juta oleh pemiliknya.

Perkembangan di sekitar Bandara memang pesat. Di sekitar Pripih, menurut Pak Jo seorang Dukuh Sogan, yang juga kontraktor,  wilayah Pripih akan dijadikan kawasan industri. “Makannya daerah situ harga tanah melonjak tinggi,” katanya.

Pekarangan yang beberapa meter masuk ke dalam dari pinggir jalan, bahkan pinggir sungai, dihargai 600 ribu per meter. “Dulu, tanah itu hanya mencapai puluhan ribu saja harganya. Tanah ini mau dijadikan pabrik pengolahan batu,” tuturnya ketika dihubungi belum lama ini. (priyo)