Hari Sabtu pagi kemarin, 10 April 2021, sejumlah tokoh perantau Kulon Progo, menemui Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. Tidak di Jakarta, tapi di Wates, karena mantan Bupati Kulon Progo dua periode ini, kebetulan sedang kondur di Wates.
Para sesepuh perantau yang bertemu Pak Hasto adalah H Mulyono, H Suratman, H Sukanto, H Imam Makmur Satata, Hj Hariyanti, dan Agus Heri Sutopo. Pertemuan yang sekaligus silaturahmi menjelang bulan puasa itu, dilangsungkan di PAUD Sadewa, wetan RSUD Wates.
Sebelum bertemu Pak Hasto, para sesepuh perantau ini juga bertemu dengan Marsekal Imam Sufaat, mantan KSAU yang asli Triharjo, Wates. Pada pertemuan Selasa malam itu, hadir di ndalemnya pak Imam adalah Pak Wondo, Pak Bagas Giyanto, Pak Sukidi, dan Bu Warjinem.
Jauh sebelumnya, di bulan Maret 2021, pertemuan juga sudah digelar. Sedianya akan sowan Prof Bedjo Sujanto, tapi mantan Rektor Universitas Negeri Jakarta dua periode itu, berhalangan. Namun demikian, Prof Bedjo mendukung pertemuan silaturahmi perantau Kulon Progo.
“Pertemuan tetap jadi di Rawamangun, untuk membahas rencana menggelar wayangan setelah bulan puasa,” kata Pak Wondo, salah satu tokoh perantau yang asli Bugel, Panjatan.
Tokoh-tokoh Kulon Progo, mendukung rencana pergelaran wayang kulit yang rencananya akan dilangsungkan pada 13 Juni 2021, sekaligus sebagai ajang Shawalan perantau Kulon Progo. Tempatnya di Anjungan Daerah Istimewa Yogyakarta, Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
“Nanti kita hadirkan tokoh-tokoh untuk saling bersilaturahmi dan bershawalan. Mudah-mudahan ada kesempatan berdiskusi tentang kemajuan Kulon Progo, meski hanya sekilas dan informal. Tapi yang paling penting adalah silaturahminya,” kata Pak Sukidi yang alumni SMEA Negeri Wates itu.
Wayangan hanya digelar pada siang hari, dengan undangan maksimal 100an orang, agar bisa tetap menjaga protokol kesehatan. “Dalangnya Pak Bagas, karena ini juga sekaligus untuk membantu seniman perantau Kulon Progo,” tambah Pak Kidi yang menjadi Ketua Panitia Shawalan.
Semua tokoh, tambah Sukidi, akan diundang, sehingga diharapkan ini menjadi pertemuan tokoh Kulon Progo yang cukup besar. Tidak hanya tokoh yang lenggah di Jakarta, tapi juga yang di Bandung, Banten, atau kalau memungkinkan yang ada di luar Jawa.
Selain wayangan dan silaturahmi, acara ini, pasti akan bermanfaat sekaligus menghasilkan sesuatu untuk kebaikan Kulon Progo. “Niatnya untuk kebaikan bersama, tidak ada niat lain,” tegasnya.
Selain wayangan, acara silaturahmi dan shawalan perantau Kulon Progo ini, juga akan diisi dengan bazzar. Pesertanya para perantau yang menjadi pelaku UMKM. Ada juga pengobatan alternatif yang terapisnya juga asli dari Kulon Progo.(her)