Sekda Kabupaten Kulon Progo, Ir RM Astungkoro, Mhum sangat ingin melihat tradisi minum Rempah Merah menjadi salah satu icon Kulon Progo. “Seperti Star Prog dan Batik Geblek Renteng sebagaimana yang telah berhasil diperjuangkan oleh Pak Hasto,” ungkapnya saat menanggapi semua aspirasi yang telah disampaikan di ruang rapatnya, Selasa pagi, 27 Agustus 2019.
Harus mulai mempromosikannya. Sehingga masyarakat itu penasaran dan ingin merasakan. Kalau nanti menjadi kebiasaan, maka pasar lokal pun meningkat. “Segera kita perkenalkan lebih intens, kalau perlu Pak Bambang bisa menjadikan Rempah Merah sebagai minuman utama bagi para tamu. Nanti kita juga akan matur Pak Wabup untuk mengadendakan lauching Tradisi Minum Rempah Merah. Inilah yang ingin kita bangun Pak Agus,”tambahnya.
Sekda menyediakan waktu dari pukul 08.00 – 09.00 WIB pada hari itu untuk menerima audiensi dari Panitia Penyelenggara Uji Coba Ke-2 Tradisi Minum Rempah Merah, didampingi oleh Agus Triantara selaku Pengurus Bakor PKP Jakarta dan Danang Sunarjono, Pengurus Yayasan Cabida sekaligus mewakili Ikatan Pelaku Pemberdayaan Masyarakat (IPMI) Yogyakarta.
Hadir dari perwakilan Panitia adalah : a) Rudiatin, Kasie Kesra Kecamatan Kokap, b) Marjiyati, TP PKK Kecamatan Kokap, c) Sukiyat, Karang Taruna Kecamatan Kokap sekaligus sebagai Ketua Panitia, dan sosok sepuh nan energik d) Sukarjo, Ketua BKAD Kecamatan Kokap.
Hadir pula mendampingi Sekda, Ir. Bambang Tri Budi H, Staf Ahli Bupati bidang ekonomi, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Ir. Adnan Widodo, MT dan Kepala Dinas Perdagangan, Iffah Mufidati, SH, MM.
Lebih lanjut Sekda menjelaskan bahwa tahun 2020, Kulon Progo ditargetkan bisa mengurangi angka kemiskinan sebesar 3%. Sementara tahun 2017-2018 saja Kulon Progo hanya mampu menurunkan angka kemiskinan sebesar 1,5%. Oleh karenanya Sekda berharap, Rempah Merah bisa berkontribusi untuk menjadi pengungkit pergerakan ekonomi rakyat di seluruh wilayah Kulon Progo.
Tradisi Minum Rempah Merah adalah sebuah tradisi baru yang digagas dan direkomendasikan oleh Bakor PKP kepada Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Setelah 15 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2003 Bakor PKP berhasil merekomendasikan ide tentang perlunya event budaya klasik dan kolosal yang kini menjelma menjadi Nyadran Agung, pada HUT Kulon Progo yang ke 67, Konsep Tradisi Minum Rempah Merah menjadi kado terindah Bakor PKP kepada Kulon Progo.
“Kokap kita jadikan sebagai lokasi percontohan, karena kita ingin konsep ini sempurna terlebih dahulu sebelum nantinya konsep ini direplikasi atau diduplikasi ke daerah lain. Dan target kita bukan sekedar menjadikan tradisi ini sebagai tradisi lokal di Kokap, atau Kulon Progo, namun konsep ini akan kita rekomendasikan ke Pemerintah Provinsi dan Pusat. Oleh karenanya hari ini kami ajak TP PKK, Karang Taruna dan Ketua BKAD, untuk meyakinkan kepada semua pihak bahwa kita semua sudah siap secara konsep maupun teknisnya,” ungkap Agus. (agt)