Jogjakarta sedang bersiap menyambut hari baru, karena tinggal empat langkah menuju Tahun Baru. Sudah sejak fajar, kota menggeliat. Dan, pagi sedang dimulai di Pasar Ambar Ketawang, Gamping saat saya melintas.
Hari ini, Kota Jogja memulai rutinitas dengan biasa, meski ada yang istimewa karena wisatawan dan pemudik saling adu keceriaan. Jogja memang selalu menjadi kota tujuan para pelancong, sementara pemudik, memanfaatkan libur Natal dan Tahun Baru.
Saya masih di sekitaran Gamping, saat melihat beberapa orang berdiri di trotoar dengan motornya menawarkan jasanya. Beberapa yang lain berkeranjang dengan muatan penuh. Ada yang membawa sayur, buah, ayam, ada pula yang melenggang tak tampak muatanya. Mungkin barang dagangannya sudah di lapak pasar. Mereka melakukan ini dengan ikhlas dan tampak menikmatinya.
Di Pasar Ambar Ketawang yang mulai ramai, mereka berlalu-lalang, menyeberang jalan hanya untuk menawarkan dagangannya. Tapi ada pula yang hanya nongkrong di becak, bercengkerama satu sama lain, sambil menunggu penumpang.
Sementara di jalan raya, beberapa anak muda dengan motor dan tas di punggung menancap gasnya dengan kencang tinggi lalu berhenti tepat di lampu bangjo. Kelihatanya mereka adalah mahasiswa yang lajo atau mungkin dari luar kota menuju kos dan kampusnya.
Pagi beranjak, matahari mulai meninggi. Silih-berganti lampu rambu-rambu lalu lintas berganti warna. Orang-orang tertip mengantre menunggu bergantinya warna lampu, lalu menggenjot motornya. Dan, melesat.
Jalan penuh pengendara. Ada yang berseragam dinas, berpakaian rapi, mlitit, atau berseragam sekolah. Semua melakukan aktivitas kesehariannya, guna mencukupi kebutuhan keluarganya, atau menatap masa depan yg lebih baik dan lebih cerah.(priyo)