Sultan HB X Dorong Tanah Kas Desa Ditanami Tanaman Pangan

oleh -160 Dilihat
Dok polri.go.id

Bantul, KABARNO.com : Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mendorong pemanfaatan tanah kas desa untuk produksi tanaman pangan, seperti jagung.

Hal itu disampaikan Sultan saat penanaman jagung di lahan tanah kas desa seluas lima hektare di Klaras Canden Jetis Bantul. Tanah kas desa yang sudah dua dekade terbengkalai ini kemudian dimanfaatkan untuk mendukung program Polri berupa penanaman jagung seluas satu juta hektare pada 2025.

Sri Sultan menyatakan dengan semakin luasnya lahan produksi jagung akan meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi ketergantungan impor dan  mewujudkan swasembada pangan.

“Saya hanya berpesan, jagung yang bagus itu harus memenuhi standar tertentu. Di sini, sering kita lupa impor kita besar sekali sehingga dengan adanya penanaman jagung di dalam negeri semakin luas sehingga akan menghemat devisa karena hasil produksinya lebih bagus. Tetapi harus memenuhi standar tertentu supaya hasilnya panen berkualitas supaya petani tidak merugi. Pesan saya itu, sukses buat para petani,” pesan Sri Sultan saat mendampingi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo disela-sela penanaman jagung dan menyerahkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) di Dusun Klaras, Kalurahan Canden, Kapanewon Jetis, Kabupaten Bantul, Sabtu (15/02/2025).

Terkait dengan permintaan masyarakat Canden yang ingin menjadikan wilayahnya menjadi bagian dari Lumbung Mataram, menurut Sri Sultan hal tersebut tergantung keputusan atau izin dari Lurah. Karena hakekatnya lumbung pangan Mataram, memerlukan komitmen bersama para warga pedukuhan di Kalurahan. Tanah tersebut bisa disatukan agar menjadi satu kesatuan kawasan dan yang menentukan ditanam apa itu pedukuhan sendiri.

“Jadi tanaman pangan yang ditanam tersebut yang mempunyai nilai harga tinggi, namun kalau hanya tanaman kangkung maupun bayam bisa dilakukan di galengan atau pematang sawah saja. Dan itu mesti diajukan, kalau tanaman ini yang mengerjakan satu pedukuhan atau dua pedukuhan kan tidak ada masalah, nanti yang lain berikutnya tanaman lain, entah lombok atau apa, yang penting jadi satu kesatuan yang diusulkan,” terangnya.

Sebelumnya, Kapolri Jendral Listyo Sigit menyampaikan penanaman jagung ini merupakan tugas bersama dalam mendukung ketahanan pangan mengingat pemerintah menargetkan tidak ada lagi impor jagung pada 2025.

“Harapan kita kegiatan hari ini tentunya menjadi tugas bersama untuk bisa menciptakan swasembada pangan, khususnya terkait dengan kebutuhan tanaman jagung yang selama ini masih mengandalkan impor. Dengan kerja keras kita semua ini diharapkan bisa menghasilkan hasil yang optimal, kita tidak impor lagi, malah bisa surplus dan kita bisa ekspor,” tandasnya.

Dok polri.go.id

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Bantul, Joko Waluyo menuturkan luasan lahan yang ditanami jagung di Klaras mencapai sekitar lima hektare yang 10 tahun. Pihaknya menargetkan pada 2025 luas tanam jagung mencapai 5.196 hektare yang terdiri dari 3.878 hektare lahan baku sawah dan 1.318 hektare tanah-yang belum dimanfaatkan untuk pertanian.

“Realisasi produksinya, tahun ini ditargetkan sebesar 45 ribu ton naik dari tahun lalu sekitar 34 ribu ton,” katanya. (Wur)