Wargi Kulon Progo ing Jabodetabek, sampun rampung ngadani Syawalan sinambi mersani wayangan. Mapan wonten Anjungan Jogjakarta, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), dinten Minggu 13 Juni 2021, wayangan dipun gagas Koperasi Konsumen Nasional Kulon Progo Sejahtera.
Sejumlah tokoh Kulon Progo hadir. Sementara tokoh-tokoh senior di balik Koperasi Kulon Progo Sejahtera, juga terlihat rawuh semua. Ada juga, tokoh Kulon Progo di tingkat nasional, Marsekal (Purn) Imam Sufaat.
Dari Kulon Progo, hadir Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati serta Eko Pranyoto yang mewakili Bupati Kulon Progo.
Wayangan yang dihadiri sekitar 50 warga Kulon Progo di Jabodetbek ini, tetap semarak, meski harus jaga jarak. Ki Bagas Giyanto, membabar lakon Pandawa Kumpul yang penuh makna. Pergelaran wayang kulit ini, mendapat apresiasi tinggi dari Sunarti, direktur Perlindungan Sosial, Korban Bencana Sosial, Kementerian Sosial.
Saat memberikan sambutan, mewakili Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial, Pepen Nazaruddin, Sunarti menegaskan bahwa wayang yang merupakan kearifan lokal, sangat dibutuhkan masyarakat saat ini.
“Kita mengenal Indonesia sebagai negara plural. Kemajemukan yang ada di Indonesia tidak lepas kemajuan bidang ilmu yang juga menyentuh berbagai sendi kehidupan. Kemajemukan, meniscayaan perjumpaan yang semakin intensif antar kelompok masyarakat. Salah satu dampaknya, terjadi pergeseran di antara masyarakat yang berbeda,” jelas Sunarti.
Fenomena inteleransi yang jadi persoalan mendasar bangsa indonesia, tambahnya, jelas bukan cerminan karakter yang diharapkan Pancasila. Karakter bersama yang harus dibangun adalah sikap saling menghargai antara pemeluk agama satu dengan yang lain, antara suku bangsa satu dengan yang lainnya yang menurut Kulon Progo adalah bagian di dalamnya.
“Kemensos hadir sebagai wujud peran pemerintah dalam upaya mewujudkan sejahtera dari aspek sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Berbagai kebijakan dan program terus diupayakan untuk memberikan daya guna untuk mengurangi berbagai risiko di tengah masyarakat,” ungkapnya.
Kondisi pandemi Covid 19, memberi dampak besar tehadap perubahan kehidupan dalam struktur masyarakat. Dan, salah satu risiko pandemi adalah meningkatnya bencana sosial.
Berkaca dari berbagai kejadian, penanganan yang dilakukan, tidak hanya terjadi saat bencana atau pasca bencana. terdapat hal penting yang jadi fokus pemerintah yaitu pencegahan melalui penguatan kearifan lokal dari seluruh suku yang ada.
Pencegahan dapat dilakukan sebagai salah satu langkah mengurangi risiko maupun dampak yang ditimbulkan dari bencana sosial, termasuk konflik sosial dan terorisme. Pendekatan program dan strategi yang dilakukan saat ini diarahkan ke program pencegahan.
Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial merupakan (PSKBS) salah satu direktorat pada Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial yang berperan langsung dalam penanganan bencana sosial dan non alam, saat ini bencana non alam adalah apndemi covid 19.
Direktorat PSKBS melaksanakan dua program reguler dalam bidang pencegahan bencana sosial di antara keserasian sosial dan program kearifan lokal.
“Pada bulan juni 2021 direktorat pskbs melakukan uji coba pengukuran kinerja program keserasian sosial dan kearifan lokal di desa kemogan denpasar bali. Hasil penelitian terdapat 64 persen menilai keserasian sosial dan kearifan lokal sangat bermanfaat, 28 bermanfaat, delapan bermanfaat,” tutur Sunarti.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 32 persen masyarakat memandang program keserasian sosial dan kearifan lokal sebagai kegiatan positif, 20 persen sebagai wadah pemersatu. Padangan lain sebagai pengembangan masyarakat mencegah kesenjangan sosial, mencegah konflik sosial antar kelompok, keseteraan dalam mencapai prestasi serta memperkuat identitas niali-nilai budaya.
Kedua program ini efektif 49 persen masyarakat yang menjadi responden, menilai program ini efektif, 44 persen responden menilai sangat efektif, delapan persen efektif, tiga persen kurang efektif. Program ini merupakan program pencegahan yang efektif mengurangi risiko dan dampak bencana sosial.(her)