Suroso sedulur tani ing Banaran Galur

oleh -110 Dilihat

Galur, Kabarno.com – Suroso salah satu penggiat pertanian, di lahirkan di Pedukuhan Jati, Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo.

“Untuk mengatasi sulitnya air irigasi pertanian, petani di Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo ternyata berhasil mengkases P3TGAI ( Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi) selama tiga tahun berturut – turut secara maksimal,” kata Suroso saat ditemui koresponden Kabarno.com Sabtu, 1 Mei 2021.

Menurut Suroso setelah tahun 2019 P3A Tirtajaya di petak tersier Kidul Bedoyo yang dipimpin Markuat, dan tahun 2020 P3A Tirtomulyo petak tersier Kidul Jolontoro yang dipimpin Ngabdul HS berhasil meraih program ini maka tahun 2021 P3A Tirtajaya bersama P3A Tirtomulyo kembali mendapatkan 1 paket program senilai Rp.195 juta yang diterima, direncanakan, dan dilaksanakan , serta dipertanggung jawabkan oleh P3A sendiri untuk pemberdayaan petani.

Sebagai daerah pertanian yang berada di wilayah hilir serta banyaknya persoalan sarana prasarana irigasi yang rusak mengugah semanggat Suroso untuk melakukan terobosan mengakses beberapa program pembangunan irigasi di wilayah persawahan hilir ( petit ) terutama di Kalurahan Banaran.

Suroso penggiat sosial yang malang melintang di pendampingan masyarakat sejak tahun 2003 ini berhasil memasukan program P3TGAI selama 3 tahun berturut turut mulai tahun 2019, hingga tahun 2021.

Program P3TGAI dengan nilai Rp. 190 jutaan per paket yang di kelola oleh P3A secara swakelola ini di rasa sangat membantu perbaikan dan pembangunan sarana prasarana irigasi persawahan di Kalurahan Banaran

Bahkan tahun ini karena di rasa bermanfaat dan di kerjakan secara baik Suroso bisa meyakinkan pemerintah dengan mendapatkan kembali 2 paket program serupa untuk dua kelompok P3A di wilayah Kalurahan Banaran.

Selain terobosan di bidang irigasi ia juga membuat usulan bantuan pompa air untuk mengatasi sulitnya air jangka pendek di wilayah petit yang membutuhkan air khususnya di musim kemarau.

Ia berasal dari keluarga petani biasa di Pedukuhan Jati, Kalurahan Banaran, pernah bekerja sebagai volunter di sebuah IDEA sebuah LSM untuk penguatan masyarakat sipil, sejak tahun 1997, lalu menjadi pelopor pada Formasba Institut di sektor pertanian, serta menggagas pengelolaan sampah di Kalurahan Banaran di tahun 2002.

Sejak tahun 2003 ia diminta menjadi pendamping masyarakat di BAPPEDA Kulon Progo, lalu direkrut menjadi pendamping pertanian sejak tahun 2016-217.

Sejak tahun 2017 hingga sekarang menjadi pendamping masyarakat di Bidang Pengairan Dinas PU Kimpraswil Kulon Progo.

Banyak gagasan perbaikan sarana irigasi, tata kelola irigasi yang ia kerjakan untuk masyarakat guna mengatasi masalah irigasi yang sungguh rumit terutama di Kalurahan Banaran.

Kini bahkan ia secara sukarela mendidik banyak warga terutama kader muda untuk peduli air, peduli irigasi dan pertanian untuk mengampu di berbagai kelompok petani pengguna air.

Untuk mewujudkan cita citanya membangun kawasan yang hijau, ramah lingkungan, dan produktif di sektor pertanian, ia seperti tak kenal lelah.(gon,yah)