Gol tercepat berhasil disarangkan oleh kesebelasan DIY ke gawang Jateng. Namun sayang prestasi tersebut tidak diikuti dengan terobosan-terobosan dan serangan yang tajam dan menggetarkan.
Pada menit ke 10, ketangguhan lawan tak sanggup dibendung. Kedudukan imbang 1-1. Serangan-serangan lawan terus mengancam. Bola terus berkutat di seputar gawang DIY. Gol kedua lawan menambah jauh jarak pertarungan.
Pada babak kedua, kesebelasan DIY mencoba bangkit. Teriakan sporter yg mulai emosional. Beruntung kepiawaian Sabda, penjaga gawang bermomor punggung 1 cukup membanggakan. Sehingga beberapa kali bola yang mencoba mencoba menjebol gawang dapat ditepis.
Insiden yang kurang mengenakkan terjadi akibat sering dan banyaknya pemain jateng yang mengalami kram kaki.pada babak kedua, tak kurang dari 5 pemain bahkan ada yang bersamaan saling bergelimpangan. Sehingga mengurangi indahnya permainan. Dan tentu merusak konsentrasi pemain yg score-nya ketinggalan.
Kurang lebih 5 menit menjelang peluit panjang tanda berakhirnya permainan, serangan agresif lawan kembali tak dapat dipatahkan. Akhirnya untuk ke 3 kalinya gawang DIY harus bergetar. Kedudukan 1-3 untuk kemenangan lawan. Dengan kekalahan ini, maka terhentilah langkah DIY masuk babak semi final.
Tetaplah semangat wahai tim kesebelaaan Kulon Progo yang telah membawa panji DIY bertarung di Jakarta hingga juara grup G di babak 8 besar. Kemenangan telah di tangan kalian, hanya persoalan waktu untuk meraih kejuaraan.
Apresiasi patut kita sampaikan kepada SSB HW Wates yang telah berkontribusi mengirimkan 9 pemain dari 18 pemain yang dikirimkan. SSB HW (Hizbul Wathan) salah satu amal usaha Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wates Utara. SSB HW yang saat ini dipimpin oleh Rahmad Suharto (mas mamad), adalah sekolah sepak bola yang kini memiliki siswa lebih dari 200 anak. Sebuah asset daerah yang perlu didukung oleh semua pihak.
Oleh karenya kita harus optimis bahwa suatu saat nanti akan lahir pemain- pemain bola profesional dari sekolah ini.(Agt)