Tim Transisi Lutfhi – Yasin, Tekankan Revitalisasi BUMD dan Bebas Korupsi

oleh -40 Dilihat

Semarang,KABARNO.Com – Tim Transisi Pemerintahan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen menginginkan revitalisasi peran BUMD Jateng ke depannya. Program-Program BUMD harus menyentuh masyarakat namun tak ketinggalan sisi bisnis.

Pembina Tim Transisi Luthfi-Yasin sekaligus mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jateng, Prof Sri Puryono mengatakan, cagub dan cawagub terpilih ingin membuat warisan yang baik untuk Jateng dalam jangka panjang. Maka, program-program yang disusun OPD maupun BUMD mesti benar-benar bermanfaat untuk masyarakat.

“Pak Gub dan Pak Wagub (terpilih) ingin buat legacy (warisan program) yang baik untuk Jateng. Wilayah bebas korupsi dan BUMD sepakat,” kata Sri Puryono usai pertemuan Tim Transisi dengan 9 BUMD di Jateng.

Sri Puryono mengatakan, BUMD yang merupakan badan usaha pelat merah milik Pemprov Jateng akan merevitalisasi diri. Perubahan itu disesuaikan dengan program-program Ahmad Luthfi dan Taj Yasin.

” Hal itu tak mudah dan dibutuhkan inovasi dan kreatifitas dari para pimpinan BUMD. Di sisi lain, ia menekankan kinerja BUMD tetap cermat dan sesuai dengan administrasi.”

Meski begitu, beberapa program kemasyarakatan yang bisa disinergikan dengan BUMD di antaranya adalah menjaga stabilitas harga produk pertanian. BUMD berperan menampung saat panen raya, agar harga tidak jatuh sehingga merugikan petani.

“Bagaimana mengawetkan hasil panen buah atau sayuran misalnya. Jadi pas panen raya tidak dibuang karena harga jatuh dan harga tetap stabil,” tandasnya.

Model Baru Kepala Daerah

Sementara itu, Akademisi Universitas Diponegoro, Wahid Abdurrahman, mencatat dua poin penting kinerja gubernur dan wakil gubernur terpilih dan Tim Transisi menjelang pelantikan.

” Apa yang dilakukan Ahmad Luthfi dan Gus Yasin adalah model baru kepala daerah. Jika biasanya kepala daerah baru akan bekerja setelah pelantikan, maka ke duanya berbeda,” katanya.

Menurutnya, keduanya sudah belanja masalah menjelang pelantikan dan nanti setelah pelantikan bisa langsung mengeksekusi program.

“Apa yang dilakukan kepala daerah di 35 hari pertama (setelah pelantikan), kebanyakan baru adaptasi. Pak Luthfi dan Gus Yasin memajukan proses belanja masalah itu, sehingga nanti langsung kerja karena harapan publik pada ke duanya besar sekali,” ujar Wahid.

Kendati demikian, pemerintahan Jateng ke depannya disebut juga tidak mudah karena memiliki APBD yang minimalis. Padahal Tim Transisi mencatat ada 136 program. Untuk itu Tim Transisi melakukan setidaknya tiga langkah, pertama skema pendanaan dari APBN.

” Meski hal ini tak akan bisa maksimal karena di saat yang sama, pemerintah pusat juga melakukan penghematan anggaran.”

Maksimalkan Potensi Pendanaan Swasta 

Kedua, Luthfi-Yasin akan memaksimalkan potensi pendanaan dari swasta dalam bentuk investasi atau CSR.

“Kekurangan pemprov Jateng sebelumnya adalah kurang mampu mengonsolidasikan CSR untuk program pembangunan. Pak Gub (Ahmad Luthfi) punya kemampuan dan pengalaman untuk itu,” ujarnya.

Ketiga, dalam pelaksanaan program nantinya melibatkan masyarakat. Wahid menyebut Jateng memiliki “modal sosial” yakni dengan sikap “nguwongke” atau melibatkan maka masyarakat memiliki rasa tanggung jawab dan mau ikut melaksanakan.

” Maka dengan collaborative governance ini akan melibatkan organisasi masyarakat (Ormas),” urainya.

Sementara itu, Ketua Tim Transisi Luthfi-Yasin, Zulkifli Gayo sebelumnya mengatakan, pihaknya melakukan rapat maraton bersama OPD dan BUMD pada 6-7 dan 10-11 Februari. Tujuan rapat tersebut untuk mensinergikan program yang akan dijalankan Pemprov Jateng kedepan sesuai dengan visi misi Cagub-Cawagub Terpilih Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen.

“Sinergikan program-program. Khusus OPD, kita juga ngecek program yang sudah ada dan sejauh apa akan menunjang visi misi (Ahmad Luthfi-Gus Yasin),” katanya. (sup*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.