Wayang Kedu, Gagrag yang Terlupakan

oleh -2207 Dilihat
oleh

Sebagian mereka yang pernah mengalami pembagian wilayah dengan sistem Karisidenan, Maka tidaklah asing dengan kata kata Wilayah Karisidenan Kedu. Yaitu wilayah Karisidenan di Jawa Tengah bagian selatan yang berdampingan langsung dengan Karisidenan Banyumas di sebelah barat dan Kerisidenan Magelang disebelah timur. Ketiga karisidenan ini wilayahnya terkenal dengan istilah Dulangmas ( Kedu, Magelang dan Banyumas ).

Wilayah Kedu bila dilihat pada posisi saat ini masuk diantaranya Daerah Kedu, Purworejo, Wonosobo dan Kebumen. Dan untuk kendaraan ditengarai dengan Nomor Polisi dengan kode AA.

Keragaman Budaya di Jawa Tengah yang kaya dengan Gagrak ( baca : gaya ) juga ada di wilayah Kedu. Demikian juga dengan Wayang Kulit, di wilayah Kedu juga memiliki Gagrak yang sangat khas dan memiliki nilai keluhuran yang sangat disayangkan bila harus terabaika

Beberapa Ciri Khas Wayang Kulit KeduMemiliki postur tubuh yang gemuk. Kondisi ini membedakan dengan wayang kulit Gagrak manapun yg terbiasa terkesan langsing. Secara filosofi menunjukan bahwa Wilayah Kedu adalah wilayah yang subur dan banyak memiliki kekayaan hewan ternak seperti kerbau dan sapi. Sehingga warganya hidup makmur berkecukupan.

  1. Memiliki postur tinggi badan sedang. Bila dibandingkan dengan Gagrak Solo lebih pendek namun lebih tinggi dari Gagrak Jogjakarta dan jauh lebih tinggi dari wayang kidang kencanan Banyumas.
  2. Hampir semua tokoh wayang terkesan sangat menunduk untuk wajahnya. Baik tokoh heroik atau antagonis ( sabrangan ) memiliki karakter wajah yang menunduk. Bisa jadi ini ingin menunjukan bahwa Budi pekerti masyarakat wilayah Kedu yang kental dengan rasa sopan santun yang tinggi. Tidak tinggi hati dan selalu ingin merendahkan diri dan selalu melihat ke bawah menyadari akan dirinya sebagai mahluk yang lemah dan senantiasa ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  3. Warna putih untuk karakter wajah ksatria. Pada umumnya wayang kulit tokoh ksatria wajahnya akan dipulas warna hitam, namun untuk tokoh wayang Kedu wajah ksatria seperti Arjuna dipulas dengan warna putih. Simbolisasi ini menunjukan bahwa seorang ksatria harus memilki sikap dan tingkah laku yang bersih hingga terlihat dari wajahnya yang bersinar putih.
  4. Ornamen yang terkesan sederhana dan berwibawa ini terlihat dari busana yang dikenakan tokoh wayang kulit Kedu.
  5. Berpenampilan gagah dan birawa. Kesan ini yang memiliki kekhasan dibanding wayang kulit gagrag manapun

Ketika Banyumas dikenal dengan wayang kulit Kidang Kencanan, di sebagian wilayah Purworejo ada wayang kulit Kaligesing, Pacor, namun ternyata di wilayah Kedu ada wayang kulit Gagrak Kedu yang pernah populer di era Karisidenan Kedu ini masih berjalan.

Ada banyak kekhasan dari wayang Gagrak Kedu  dengan beberapa ciri yang sangat melekat dan tidak ditemui di beberapa Gagrak wayang kulit yang ada di Nusantara

Wayang Kulit Kedu, adalah termasuk satu dari berbagai keragaman Budaya Nusantara. Walau di era sekarang ini kepopulerannya tidak sehebat wayang Gagrak Surakarta atau Gagrak Jogjakarta, namun wayang kulit Kedu perlu mendapatkan perhatian khusus dari para pelaku budaya khususnya di wilayah Kedu dan Di wilayah Indonesia pada umumnya. Kekayaan dan keluhuran budaya ini harus tetap dipertahankan. Pepadi Kebumen yang secara langsung ada di wilayah Kedu dan Pepadi Jateng tingkat Korwil Kedu, harus segera mengambil tindakan dan dengan sigap berupaya menaikan kembali khazanah budaya dilingkungannya termasuk Wayang Kulit Kedu.

Penulis berharap pada suatu saat akan diselenggarakan sarasehan, pameran dan pementasan wayang kulit khusus dengan Gagrak Kedu. Sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat luas terutama kaum muda betapa beragamnya budaya wayang kulit di Indonesia.

Ki Setyo Budi, Kebumen, ,05 Juni 2020.

*Tulisan diambil dari berbagai sumber literatur dan Nara sumber yang dapat dipertanggungjawabkan