ACI-20: Surat Cinta dari Indah

oleh -89 Dilihat
oleh

Meninggalkan kantin, Indrajit sekali lagi memandangi Indah. Tapi sialnya gadis yang sangat ekspresif itu, juga sedang mencuri pandang. Jadilah mata mereka bertemu yang membuat Indrajit mundur dua langkah sebelum akhirnya pergi tanpa nyali.

Dalam hati, Indrajit mengutuki diri sendiri. Sebab selalu saja terjebak permainan Indah si penjelajah cinta. Semua orang tahu, sudah berapa siswa yang dibuat kalut oleh cintanya yang maut. Indah seperti magnet dengan daya pikat amat kuat. Dan, ia sadari itu, sehingga dengan mudah memperdaya para siswa.

Indrajit paham betul tentang Indah. Barangkali tak ada orang yang mengetahui soal Indah secara lebih lengkap selain dirinya. Termasuk pesonanya yang sengaja ditebar untuk melukai sebanyak mungkin laki-laki. Indrajit tahu, ada kesumat yang tak berkesudahan yang selalu ingin dilampiaskan. Sebuah dendam abadi yang melukis sebagian kisah masa lalunya.

“Ojo crito sopo-sopo loh Ndra. Iki wadhi, cuma kamu yang tahu. Kalau ada orang lain yang tahu berarti kamu tak cakar-cakar sampai entek,” katanya mengancam saat Indrajit menemaninya golek buku nang lowakan pojok pasar Wates.

Setelah menebar ancaman, kalimat Indah berikutnya jauh lebih menusuk hatinya. Kalimat yang sangat jelas maknanya tapi tidak mudah dijamah suasana hatinya saat mengucapkannya.

“Aku ki sak benere tresno tenan karo kowe Ndra. La ning atimu wes tok kasih pacar misteriusmu cah Sogan kae to,” Indrajit menjerit dalam hati setiap teringat dialog itu. Ia tak pernah menyangka Indah akan seterbuka itu, selain ia tidak tahu secara pasti, omongan itu geguyon atau serius.

Sejak peristiwa itulah, Indrajit menarik diri. Ia berusaha menjaga jeda dengan Indah. Mereka tinggal di desa yang sama, tapi Indrajit berusaha menghindar. Ia nyaris tak pernah dolan di sekitar pasar, wilayah yang sangat mudah dijangkau Indah, karena ia tinggal bersama eyangnya di Wetan pasar di kampungnya.

Tapi begitulah. Indrajit menyerah. Setelah berhari-hari melarikan diri dari Indah, ia kalah oleh datangnya surat cinta yang tak ada indah-indahnya sama sekali. Bener-bener surat cinta yang tragis. Sebab ia kembali menyatakan nyala cintanya, namun pada saat bersamaan minta izin memadamkannya.

“Biarkan cintaku beku, menyatu dengan kupu-kupu kayu pemberianmu. Akan aku simpan semuanya dalam ruang terdalam hati ini. Aku tahu, cintamu juga sudah menjelma arca. Batu beku koyo reco gupolo penjaga nama Hasta,” kalimat itu menjadi penutup surat Indah yang membelah hati Indrajit setiap kali bertemu Indah Ratna.(bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.