Api Cinta (34): Ngogrok-ogrok Tekek, kok Tengah Wengi

oleh -325 Dilihat
oleh
Gundhul-gundhul  pacul gembelengan
Nyunggi-nyunggi  wakul  gembelengan
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar

Paidi berjingkrak. Mendengarkan lagu yang dinyanyikan anak-anak sebayanya. Suatu kali Paidi jumpalitan. Berlaku sebagai bocah gundhul. Sambil lenggang lenggok, Paidi menaruh tangan di kepalanya. Benar-benar memperlakukan diri sebagai bocah gundhul yang tengah nyunggi wakul.

Gembelangan. Paidi benar-benar gembelengan. Persis lagu yang dibawakan anak-anak seusianya. Gembelengan, bahkan di antara teman-temannya Paidilah yang paling nggembelo.    Anak yang lahir pertama lanang.  Cucu lanang perama dan banyak diharapkan.

Tidak aneh kalau Paidi tampil sebagai super body. Banyak proteksi sehingga banyak yang mengkhawatirkan. Akibatnya Paidi tampil sebagai sosok yang penuh perhatian. Setiap kali tampil selalu mendapat penghargaan. Sanjungan bahkan tidak jarang cium di pipi.

Di antara teman-temannya Paidilah yang paling mendapat perhatian. Sering kali perhatian kepadanya berlebihan. Muncul egoisme, egosentris. Aleman, ngadi-adi  puncaknya gembelengan dan nggembelo. Kebiasaan  yang melekat dalam diri dan dibawa serta hingga di lingkungan teman sepermainan, bahkan hingga memasuki bangku sekolah dasar.

Paidi mengharapkan perlakuan yang sama di lingkungan kecilnya terbawa di pergaulan yang luas. Namun sering muncul perlakuan sebaliknya sehingga menjadikan Paidi kecewa dan tidak bersemangat. Paidi menjadi malas bergaul dan lebih banyak menyendiri di rumah sambil bermain dengan teman-teman sebayanya.

Kalau tidak ada teman, Paidi menyendiri. Terkadang nggelendhoti biyung atau mbakyunya. Tidak jarang Paidi mendengarkan orangtua mereka yang duduk-duduk di teras depan rumah mereka sambil menunggu sang surya kembali ke peraduan. Umumnya mereka memperbincangkan hasil panen. Sering juga mempermasalahkan kehidupan sesama warga atau masalah-masalah baru yang tengah terjadi di antara mereka.

Paidi kecil menjadi tahu beberapa permasalahan orangtua mereka. Meski samara-samar, namun nalurinya mulai mengenali apa permasalahan yang tengah diperbincangkan. Hasil padi dan palawija yang kurang baik, kurang disiram. Ada juga hasil panen yang tidak maksimal karena hama tanaman.

Paidi mengetahui mesi lamat-lamat. Ketika sekelompok orangtua mereka tengah berbicara masalah khas orangtua. Soal perkawinan, masalah rumah tangga atau masalah anak beranak pinak. Semua permasalahan terekam baik dalam benak Paidi kecil.

“Ngogok-ogok tekek,” kata seorang yang duduk di antara biyung dan mbokde. Paidi tidak paham benar mengapa binatang kecil, melata dan sering bersuara merdu bernama tokek yang menjadi sasaran. Harus diogok-ogok. Kenapa juga mesti tokek, kenapa bukan cecek, atau jangkrik. Padahal mereka memiliki kemiripan, binatang kecil, hidup melata  dan bersuara merdu juga.

“Ngogok-ogok tekek, kok tengah wengi,”  mbakyu yang duduk di pojok menimpali. Paidi makin tidak memahami arah pembicaraan di antara mereka. Paidi juga tidak mengerti mengapa di antara orangtua mereka tertawa bersama. Meski demikian Paidi tetap setia menemani orangtua mereka bercengkerama hingga menjelang mentari di balik lembayung warna merah.

Paidi masih membayangkan bagaimana alur cerita orangtua mereka. Di kesempatan lain Paidi juga mendengarkan cengkerama di antara orangtua mereka. Namun Paidi juga tidak kunjung mengerti arah pembicaraan di antara orangtua mereka. Ketika orangtua mereka kembali ger-geran, tertawa bersama-sama Paidi juga tidak mengerti.

“Leng yuyu,”

“Leng yuyu, marakke betah nang oman,”

“Marani leng yuyu”,

“Luru lenge yuyu,”

“Leng yuyu biasane nang kali,”

Paidi makin tidak mengerti, maksud pembicaraan orangtua mereka. Namun Paidi tidak memperdulikan. Paidi merasa nyaman saja duduk berlama-lama di antara orangtua mereka. Terkadang tertawa, tersenyum simpul. Di kesempatan lain orangtua mereka terbaha-bahak bersama-sama setelah menyampaikan guyon parikeno.  (bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.