Asosiasi UKM Perantau Kulon Progo segera Terwujud

oleh -244 Dilihat
oleh

Tim Formatur Pembentukan Asosiasi UKM Perantau Kulon Progo sudah terpilih. Kemarin, Sabtu, 25 Januari 2020, Tim Formatur ditunjuk untuk mempersiapkan proses pembentukan Asosiasi UKM Perantau Kulon Progo.

Tiga orang yang masuk dalam tim ini  adalah Agus Triantara, Sutomo dan Fenny Fitra Kusuma. Mereka akan langsung bekerja untuk mempersiapkan segala sesuatunya dalam pembentukan asosiasi.

Kesepakatan membangun Asosiasi UKM Perantau Kulon Progo terjadi pada pertemuan yang diprakarsai oleh Bakor PKP tersebut diselenggarakan di Kafe Kencana, Lobby Pusdiklat BKKBN Pusat, Jl. Permata 1, Kebon Pala, Kec. Makassar, Jakarta Timur.

Hadir pada pertemuan tersebut Drs. H. Agus Riyanto, M.Pd, Ketua Umum Bakor PKP, Dra. Sri Harmintarti, MM, Kepala Dinas Koperasi dan UKMKulon Progo, dan Iffah Mufidati SH, MM, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kulon Progo. Hadir sebagai peserta Sarasehan : beberapa orang Pengurus Bakor PKP dan 20 an orang pemilik UKM di Jabodetabek dan Bandung.

“Kami sangat mengapresiasi dan mendukung penuh terhadap inisiatif Bapak dan Ibu para pelaku UKM Perantau Kulon Progo yang berencana membentuk Asosiasi UKM Perantau Kulon Progo. Hal ini akan sangat membantu kami dalam memajukan koperasi dan UKM Kulon Progo. Karena koperasi dan UKM di Kulon Progo akan semakin maju kalau para perantau ikut bergerak memasarkan produk-produk mereka,” ungkap Harmintarti saat menyampaikan sambutannya.

Lebih jauh, Harmintarti  menjelaskan bahwa pada tahun 2019 lalu, Kulon Progo berhasil menyabet gelar Juara 2 Innovative Government Award 2019. Juara I adalah Banyuwangi. Salah satu bentuk innovasi Kulon Progo yang dinilai berhasil, adalah TOMIRA (Toko Milik Rakyat). Oleh karena itu menurutnya, akan sangat strategis dan luar biasa kalau warga perantau turut mengembangkan TOMIRA tersebut yang saat ini sudah ada 19 unit di Kulon Progo.

“Saya kira kalau para perantau bisa mengebangkan Tomira di Jakarta, Bandung dan kota lainnya, ini merupakan langkah yang luar biasa. Dan saya yakin perantau Kulon Progo mampu melakukan itu. Apalagi Pak Hasto saat ini juga ada di Jakarta,”  harapnya.

Agus Triantara, Sekretaris Umum Bakor PKP yang bertindak selaku moderator, menjelaskan bahwa ide penyelenggaraan pertemuan ini bermula dari WA Grup UKM yang turut menyemarakkan acara Gayeng Regeng Mlaku Bareng bersama Pak Hasto di TMII, 13 Oktober 2019.  Terdapat 40 UKM yang menjadi anggota. Sayang membubarkan grup WA tersebut, maka terlontarlah ide untuk membentuk asosiasi.

Dan acara ini diselenggarakan bukan dalam rangka mencari-mencari ide apa yang akan dilaksanakan, melainkan dalam rangka menguatkan langkah-langkah kecil yang sudah dimulai.

Tanggal 31 Januari Bakor PKP akan beraudiensi dengan Bupati Kulon Progo guna melaporkan penyelenggaraan Gayeng Regeng Mlaku Bareng bersama Pak Hasto dan penyelenggaraan Uji Coba Tradisi Minum Rempah Merah. Menurutnya, Tradisi Minum Rempah Merah diharapkan akan menjadi motor penggerak perubahan, khususnya dalam bidang sosial dan ekonomi.

“Bapak dan ibu sekalian, kita tahu bahwa asosiasi itu  fungsinya hanya untuk menghimpun UKM, kemudian dengan adanya wadah tersebut kita bisa menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, mengadakan pelatihan dan pengembangan SDM dsb, termasuk menjalin komunikasi dengan Pemerintah Provinsi DKI dan Pusat. Namun asosiasi tidak bisa digunakan dalam melaksanakan fungsi-fungsi bisnis atau perdagangan. Sehingga untuk mendukung aktivitas usaha bapak dan ibu sekalian dalam menghimpun dan mengakses permodalan, menghadirkan barang-barang dari Kulon Progo khususnya, untuk selanjutnya dipasarkan di Jabodetabek, Bandung dan sebagainya, kelembagaan yang paling relevan adalah koperasi,” ungkapnya.

Kepala Dinas Perdagin, Iffah Mufidati, sangat antusias atas digagasnya asosiasi ini karena kehadirannya akan sangat membantu tugasnya dalam mengembangkan jejaring pasar dan pengembangan industri Iffah, demikian panggilan akrabnya, berharap agar asosiasi perantau Kulon Progo ini nanti dapat membantu dalam memperluas etalase produk-produk Kulon Progo.

“Gayung bersambut, gagasan bapak dan ibu membentuk asosiasi tentu akan bersinergi dengan Dekranasda atau Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kulon Progo. Melalui lembaga ini kami akan men-support segala kebutuhan barang yang akan dipasarkan oleh warga perantau di manapun berada,”  ungkapnya penuh semangat.

Dalam sesi diskusi, tampil 6 UKM menyampaikan aspirasinya. Semuanya menyatakan dukungannya terhadap rencana pembentukan asosiasi. Disamping rencana pembentukan asosiasi, dalam pertemuan ini juga muncul komitmen untuk membentuk Event Organizer (EO) yang berperan sebagai penyelenggara acara-acara kolosal perantau Kulon Progo. Harapannya, semakin sering diselenggarakan event akbar seperti Gayeng Regeng, maka aktivitas bisnis UKM  akan semakin intensif.

“Untuk menyelenggarakan EO, tidak mudah. Namun dengan kekompakan dan kebersamaan kita bersama, saya yakin tidak ada yang berat dan sulit,”  ungkap Sutomo, salah satu pengusaha pengadaan alat pemotretan dan mesin-mesin digital.

Tepat pukul 12.15, moderator mengerucutkan diskusi dan mengemas poin-poin yang menjadi inti diskusi.

“Bapak dan ibu sekalian, ada 3 lembaga yang akan menjadi agenda kita dan secara bertahap segera akan kita bentuk. Yaitu pembentukan Asosiasi UKM Perantau Kulon Progo, TOMIRA di Jakarta sebagai percontohan, dan Event Organizer  (EO). Dengan adanya EO, kita akan berusaha sesering mungkin menyelenggarakan kegiatan guna mempromosikan produk-produk unggulan Kulon Progo. Karena dengan event-event sini, kita memiliki otoritas untuk menciptakan pasar dadakan atau pasar tiban di manapun perantau Kulon Progo berada,”  tegasnya.

Tepat pada pukul 12.25, acara ditutup dengan yang dipimpin oleh Ketua Umum Bakor PKP, dan dilanjutkan foto bersama dan makan siang. (agt)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.