Ritual Adat Jawa Mulai Lahir hingga Mati-3: Tedak Siten

oleh -1532 Dilihat
oleh

Upacara selapanan, menjadi peristiwa penting seorang bayi Jawa. Ritual ini, akan diulang atau lebih tepatnya disambung dengan pintunglapan. Jaraknya memang jauh, karena jika dihitung ada 245 hari. Jadi hampir satu tahun usia jabang bayi.

Pintung lapan ini, digelar acara tedak siten. Inilah hari istimewa, karena untuk pertama kali kaki si bayi diinjakkan ke  tanah. Sebuah peristiwa penting sekaligus fase baru bagi bayi yang tidak lagi hanya berada di ebanan orangtua.

Tata adat upacara tedak siten termasuk tidak sederhana. Banyak uborampe atau sesaji yang disiapkan. Ada kurungan ayam yang dihiasi. Jika bayinya laki-laki, maka di dalam kurungan juga diberi mainan anak-anak dan alat tulis menulis serta lain-lainnya.

Semua barang yang kemudian diambil si bayi, adalah pertanda kehidupannya di masa depan. Misalnya saja, yang ambil dingklik, para tetua yakin kelak jabang bayi yan diupacarai akan menjadi pemimpin yang duduk di kursi tinggi.

Lalu ada tangga dari batang pohon tebu untuk dinaiki si bayi tapi dengan pertolongan orangtuanya. Setelah itu si ibu melakukan sawuran duwit (menebar uang receh) yang diperebutkan para tamu dan anak-anak yang hadir agar memperoleh berkah dari upacara tedak siten.

Tedak siten memang menjadi ritual penting. Bagi orang Jawa, siti atau tanah merupakan unsur utama dalam hidup, sehingga yang dilakukan ketika bayi mulai tumbuh adalah turun ke tanah. Nanti pada tulisan-tulisan berikutnya, akan diulas secara khusus detial ritual ini.(bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.