Saat Jombokan menjadi Njombokarto yang Makin Ramai

oleh -182 Dilihat
oleh

Meniko Njombokarto. Dusun yang aslinya bernama Jombokan. Nama Njombokarto populer di kalangan terbatas, terutama di sosial media. Tapi resminya bernama Dusun Jombokan, Desa Tawangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Saya ingin menggambarkan Njombokarto sebagai negeri imajinatif. Karena di sinilah imajinasi dikembangkan demi kreativitas, terutama anak-anak muda yang ingin memiliki karya. Anggaplah Njombokarto adalah tlatah antah berantah. Ya karena memang tidak pernah ada nama itu, selain dalam khayalan orang-orang terbatas. Mereka (orang-orang terbatas itu) ngumpul dalam komunitas kecil yang memang selalu rindu berkreasi.

Secara kehidupan, kawasan ini termasuk tua. Diwariskan oleh Kiai Jombok, seorang sakti yang konon merupakan mpu keris keturunan Majapahit. Pusaranya, kini ada di Pemakaman Bujidan yang setiap ruwah ramai diziarahi.

Makmur tentu saja, kawulonya juga guyup-rukun. Pemimpinnya ngayomi, sehingga Njombokarto adalah wilayah yang menyenangkan untuk ditinggali. Adem-ayem, toto-titi tentrem, gemah-ripah loh jinawi.

Sebagai kawasan tua, Njombokarto memiliki kelengkapan sarana prasarananya yang lengkap. Ada pasar yang setiap hari ramai. Namanya Pasar Jombokan. Di sinilah pusat perekonomian masyarakat satu Desa di Desa Tawangsari dan sekitarnya berputar.

Selain pasar, Njombokarto atau Jombokan nama  resminya, juga punya masjid. Sebuah masjid sepuh yang konon dibangun sejak  ratusan tahun silam, sebagai salah satu masjid yasan keraton Ngayogyokarto. Nama masjid ini adalah Al Istiqomah.

Lalu, sarana prasarana penting lain adalah sekolah dasar. Ini juga sekolah tua yang tentu saja sudah mencetak ribuan siswa dengan begitu banyak alumni yang sukses dalam berkarir. Namanya SDN Janturan 1. Tapi itu nama dulu, nama barunya adalah SDN 1 Janturan.

Oh iya. Yang juga sangat penting adalah keberadaan makam-makam para leluhur. Di sekitar Jombokan ada banyak makam. Ada Makam Kiai Surokusumo yang merupakan putra Pangeran Singasari. Lalu ada Makam Kauman, tempat bersemayamnya Kiai Pakujati dan Kiai Suropodo. Lalu makam Mbujidan temppat Kiai Jombok berisitirahat abadi.

Semua memang lengkap. Selain pasar sebagai pusat peredaran uang, saat ini, di Jombokan juga sudah berdiri sejumlah pusat perbelanjaan yang modern. Dan, dalam waktu dekat, Njombokarto juga akan tumbuh pusat-pusat keramaian lain setelah Bandara New Yogyakarta International Airport (Nyia) di Temon beroperasi.

Tidak ada yang pernah membayangkan, Njombokarto yang dulu senyap, saat ini sudaah mulai ramai. Tidak hanya di siang hari, tapi juga di malam hari. Sentra keramaian muncul bersama tumbuhnya pusat-pusat jajanan malam. Semua makanan yang ada di kota besar, sekarang bisa dijumpai dengan mudah di Jombokan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.