Saatnya Tetirah di Pager Jawa

oleh -49 Dilihat
oleh

Kebumen, KABARNO — Sabtu, 14 September 2024 merupakan hari yang sangat mengesankan bagi Pengurus dan Anggota DPC FKPPAI Kebumen.

Hari itu, puluhan pengurus napak tilas ke tempat yang oleh masyarakat Jawa khususnya di wilayah Kebumen dan sekitarnya dianggap tempat yang keramat dan menyimpan banyak keunikan. Lokasinya ada dipucuk perbukitan yang cukup tinggi.

Tempat keramat ini, juga memiliki nilai histories yang luar biasa. Sebab, walau diatas bukit yang menjulang tinggi dahulu pernah dijadikan tempat tetirah seorang bupati dan empu pembuat keris yang sangat terkenal.

Pagerjawa, masuk dalam wilayah Desa Kalibening, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen. Pada ketinggian lebih dari 400 mpl, bukit pagar Jawa masih berbentuk hutan lebat dengan keanekaragaman jenis pepohonan langka yang dilindungi oleh pemerintah melalui Dinas Kehutanan Wilayah Jawa Tengah Selatan.

Rombongan yang dipimpin langsung oleh Ketua DPC FKPPAI Kebumen, Ki R. Setyo Budi. Ada sembilan rombongan yang dipandu oleh juru kunci Pager Jawa, menuju jalan menanjak.

Perjalanan dimulai dari Bascamp FKPPAI Kebumen di Pejagoan pukul 13.00 WIB. Berjalan menggunakan kendaraan menuju titik kumpul pertama di SMP N 2 Karanggayam. Menempuh jarak sekitar 20 km dengan waktu tempuh 1 Jam 20 menit mengingat jalanan cukup menanjak.

Dari Titik Kumpul 1, rombongan dijemput oleh juru kunci menuju tempat kediaman Juru Kunci dengan jarak sekitar 5 Km dengan waktu tempuh 15 menit. Jalanan sangat menanjak dah sempit sehingga diperlukan kehati -hatian karena disamping kanan kiri adalah jurang yang sangat cukup dalam.

Di kediaman Kiai Sobirin yang merupakan Juru Kunci Pagar Jawa, rombongan disuguhi minuman dan menitipkan kendaraan untuk berjalan kaki menuju lokasi.

Petualangan dimulai, dengan diiringi terik matahari yang mulai memudar karena waktu sudah menunjukan pukul 15.00 WIB. Pendakian dengan menyusuri jalan setapak menjadi tantangan tersendiri bagi rombongan.

Sambil berjalan, membayangkan begitu hebatnya leluhur orang Jawa, hingga ada tempat yang begitu sulit medannya dan jauh dari jangkauan tapi bisa bertahan hidup. Ini memerlukan kesabaran yang luar biasa.

Perjalan berhenti beberapa kali karena dimaklumi peserta mengalami kelelahan dan perlu istirahat sejenak.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam naik, akhirnya team sampai di puncak bukit, disitu udara mulai terasa sejuk, dingin dan nuansa mistis yang sangat kental.

Sampai di pintu (ghoib), Ki Setyo bareng juru Kunci melakukan ritual ‘Kulonewun” atau dodog Kori. Setelah menghantarkan rombongan sampai pintu gapura, juru kunci pamit untuk turun.

Perjalanan masih diteruskan naik keatas di posisi yang lebih tinggi karena disitulah letak Makam Adipati Suwarno, Petilasan Empu Supo dan Pesanggrahan atau Kedaton Dewi Rara Kemuning.

Setelah sampai di lokasi, Ki Setyo dan Rombongan yang terdiri dari Ki Sugeng Kidung Pamungkas, Ki Akmad Riyadi, Rama Kiai Nurudin, Ki Tiyar, Ki Ahmad Munawir, Ki Eko dan sebagian berada diluar bangunan makam berbentuk rumah Limasan melakukan ritual kirim doa yang diimami oleh Rama Kyai Nurudin.

Setelah acara selesai rombongan beristirahat, tidak lama sekitar pukul 19.00 WIB, Suhu Agnan datang menyusul bergabung dengan tim yang lain. Semua rombongan menginap di Puncak Pagar Jawa untuk olah rasa dan olah batin pada waktu malam harinya.

Banyak hal secara spiritual yang didapatkan oleh team dan diantaranya Ki Setyo mendapatkan petunjuk kata-kata yang dapat dijadikan Slogan DPC FKPPAI Kebumen yaitu  Hangusada Raga Andhangir Rasa, Ngudi Darma Laku Utama Tan Pineksa.

Pada Minggu, 15 September 2024, pukul 05.00 WIB, dari puncak sebelah timur, rombongan bisa melihat langsung matahari terbit dengan cara yang sangat indah di di lokasi paling keramat yang sering disebut pagarnya tanah Jawa.(hir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.