Yogyakarta, KABARNO : Indonesia Inbound Tour Operator Association (IINTOA) terus berupaya meningkatkan kontribusinya dalam mendatangkan wisatawan mancanegara (Wisman) ke Indonesia.
Ketua Umum IINTOA, Paul Edmundus Talo menegaskan anggota IINTOA harus mampu mendatangkan wisatawan luar negeri ke Indonesia sebanyak-banyaknya. Hal ini penting untuk membantu pemerintah mewujudkan tercapainya target kunjungan wisatawan mancanegara. Pemerintah telah menetapkan target kunjungan wisatawan asing ke tanah air pada 2025 mencapai 16 juta dan 23,6 juta pada 2029 mendatang.
“Harus meningkat. Katakanlah dari tahun lalu, 30-40 persen wisatawan yang datang adalah hasil dari pekerjaan teman-teman IINTOA, itu kami dorong peningkatan. Memang tidak mudah, tapi saya optimis dengan adanya peran aktif dari anggota IINTOA dan dukungan semua pihak hal itu akan bisa diwujudkan,” kata Paul Edmundus Talo, Ketua Umum IINTOA, disela-sela acara Musyawarah Nasional (Munas) ke-2 IINTOA di Hotel Santika Yogyakarta, Minggu (2/2/2025).
Dijelaskan Paul, seiring target peningkatan kunjungan wisman, maka Munas ke-2 IINTOA tidak sekedar memilih ketua umum baru dan menyempurnakan AD/ART, namun juga membahas rencana kerja yang mencakup upaya meningkatkan kunjungan pelancong asing, menjadi fokus dalam Munas.
Menurut Paul, sejumlah upaya terus dilakukan dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara. Salahsatunya dengan menggencarkan kerja sama dengan sebanyak-banyaknya inbound tour operator di negara-negara asal wisatawan.
“Kita ada kerjasama dengan Thailand, Vietnam dan India, selama 2020-2025 sudah dilakukan secara intens. Untuk di Eropa dan Amerika, itu akan dilakukan oleh pengurus yang akan datang,” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB), Agustin Peranginangin menilai Munas IINTOA di Yogyakarta menjadi penghargaan tersendiri bagi Yogyakarta. Yogyakarta memiliki banyak potensi wisata baik itu budaya maupun alam untuk dipasarkan ke dunia internasional. Potensi wisata yang luar biasa itu juga didukung sarana prasarana infrastruktur dan konektivitas yang sudah sangat baik, salahsatunya keberadaan Bandara Internasional YIA di Kulon Progo, DIY
“Saya berharap bagaimana semua pihak dapat mengambil peran mengoptimalkan keberadaan bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA) yang bisa menampung pesawat besar,” terangnya.
Kesiapan industri pariwisata seperti perhotelan di kawasan otorita Borobudur juga sangat memadai.
“Semoga peluang ini bisa ditangkap oleh IINTOA, agar dapat dipromosikan ke internasional, dan menarik semakin banyak wisatawan mancanegara ke Indonesia,” harapnya. (Wur)