Komunitas Kulon Progo di Jabodetabek (KPDJ) segera berulang tahun. Pada 2021 ini, usianya genap 12 tahun. Dan, tepat tanggal 19 Desember nanti, akan ada perayaan potong tumpeng serentak di 12 Koordinator Wilayah KPDJ di seluruh Jabodetabek.
Satu tumpeng, sebagai pusat perayaan, akan dipotong di Kulon Progo. Tepatnya di Kopi Thiwul 87 di Kalimenur RT 07 RW 04, Sukoreno, Sentolo, Kulon Progo.
“Perayaan HUT KPDJ tahun ini, sengaja kita pusatkan di Kulon Progo, agar konco-konco KPDJ yang sudah pulang kampung bisa merasakan semangat KPDJ seperti saat masih di Jabodetebek,” jelas Mbah Yatno Alimonsa, sesepuh KPDJ.
T
umpengan di Kopi Thiwul 87, akan dimulai pukul 12.00 WIB, bersama tumpengan di 12 Korwil, menandai 12 tahun eksistensi komunitas anak-anak muda Kulon Progo itu. Masing-masing Korwil yang ikut potong tumpeng adalah Korwil Serang, Balaraja, Tangerang, Jakarta, Depok, Bogor, Bekasi, Cikarang, Karawang, dan Purwakarta.
Bagi warga Kulon Progo di Jabodetabek, KPDJ memang bukan komunitas yang asing. Nyaris setiap bulan selalu ada kegiatan sosial yang digelar. Semua aktivitas sosial itu, terus dilakukan hingga memuncak pada perayaan HUT KPDJ di akhir tahun.
Selam 12 tahun, Desember memberi kegembiraan tersendiri, karena selalu menjadi momentum pertemuan besar, yang disebut Kopdar alias Kopi Darat semua anggota KPDJ. Pada kesempatan Kopdar itu, dirancang kegiatan sosial yang lebih besar.
“Alhamdulillah, meski kecil-kecilan, tapi rutin. Biasanya, donasi untuk baksos kita kumpulkan per Korwil, untuk kemudian disalurkan pada momentum-momentum tertentu. Nah, saat Kopdar, donasi biasanya agak besar, sehingga yang bisa disalurkan juga lebih banyak,” tambah Mbah Ali.
Memang, bhakti sosial adalah nafas utama KPDJ. Tidak hanya Bhaksos di Jabodetebek untuk anggota KPDJ, tapi juga di Kulon Progo, menyasar banyak elemen masyarakat. Tapi yang paling sering menjadi sasaran bakti sosial adalah anak-anak yatim, orang jompo dan kaum difabel.
“Prinsipnya kita tidak akan berhenti bakti sosial, soal besar atau kecil, relatif. Yang penting, bisa berbuat sesuatu untuk yang membutuhkan ulurang tangan,” kata Mbah Yatno Alimonsa yang juga dikenal sebagai salah seorang penggagas Forum Diskusi Sahabat Ngopi Kulon Progo.
Menurut Wakil Bupati KPDJ, Heri Rudi Atmoko, Visi KPDJ adalah selain mengumpulkan warga Kabupaten Kulon Progo yang berada di jabodetabek juga menggalang dana untuk anak-anak Yatim Piatu. “Misi KPDJ ialah menjalin tali silaturohmi yang tidak terbatas oleh waktu,” tutur Heri Rudi.
Sementara itu, Kopi Thiwul 87, dipilih menjadi tempat tumpeng, karena tempatnya menyenangkan. Semanak, dengan menu makanan enak tapi harganya bersahabat. Terletak di sebelah timur Tugu Pensil, Kopi Thiwul memang berbeda.
Rumah khas Kulon Progo yang sengaja tidak diapa-apakan, selain hanya dibuat terbuka, membuat suasana nyaman untuk nongkrong dan bersantap sambil santai. “Konco-konco KPDJ atau Sahabat Ngopi Kulon Progo, kalau pulang kampung, pasti njujuk ke sini. Tempatnya luas, bisa sekalian untuk diskusi membahas banyak agenda kegiatan,” kata Mas Yatnoali Monsa yang alumni SMAN 2 Bendungan.(her)